Ajakan ngopi, saat ini bisa dikatakan lebih populer dibanding ajakan mencari kerja atau ajakan mencari pencerahan hidup atau bahkan lebih terkesan easy listening dibanding ajakan beribadah. Ajakan ngopi, seperti yang tercecer di layar gawai Anda semua, menjadi ritual muamalah yang paling mudah diucap-ajakkan.
Tapi, apakah ajakan ngopi selalu berbanding lurus dengan kondisi psikologis pengajak maupun yang diajak? Tentu tidak. Seringkali ajakan ngopi berhenti sebatas kembang lambe untuk menghindari kegaringan suasana dalam mengemas komunikasi yang pada akhirnya berujung kekecewaan. Nah, jika seperti itu, tidak ada salahnya jika kita mulai memasang alarm kecurigaan jika diajak ngopi seorang teman.
“Piye, ayok ngopi?,”. Sebagai spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi, kemampuan berimajinasi, dan secara tidak sengaja hidup di era post modern, kita semua harus berhati-hati dalam menyikapi kalimat ajakan tersebut. Sebab, bisa jadi itu hanya basa-basi berujung kegaringan yang berpotensi kekecewaan massal khalayak global. Haulah
Setelah melakukan analisis secara tidak mendalam, redaksi gangkecil.com berhasil merangkum 3 jenis ajakan ngopi berindikasi basa-basi garing yang membahayakan kehidupan umat manusia. Sebagai salah satu bagian dari makhluk hidup ber-label manusia, setidaknya Anda semua harus mengetahuinya. Berikut 3 ajakan ngopi yang wajib dicurigai:
Diajak Ngopi Melalui Grup WA
Ajakan ngopi jenis ini biasanya dilakukan teman dekat yang tidak dekat-dekat amat. Sebab, selain posisinya tidak berada di dekatmu, dia juga jarang menemuimu secara langsung. Tapi ajakan ngopi jenis ini menjadi ajakan ngopi paling getol kita temui di era gawai ber-aplikasi. Pengajak ngopi jenis ini biasanya sosok progresif, militan dan kesepian. Ajakan ngopinya pun hanya basa-basi demi memperingan beban sepi. Sebab, kita tahu, kesepian yang dibagi ke banyak orang tentu lebih berdampak maksimal daripada dibagi ke satu orang. Itu menjadi alasan kenapa pengajak ngopi jenis ini melancarkan ajakan melalui grup daripada mengajak secara personal.
Diajak Ngopi Pegawai Pemerintah
Punya teman seorang pegawai pemerintah memang patut dibanggakan. Anggap saja bisa diandalkan untuk urusan surat menyurat. Tapi, dalam hal ngajak ngopi, teman bermazhab formal birokratif ini kadang tidak pernah sesuai waktu. Sebab, selain tidak bisa ngopi agak malam karena keesokan harinya harus dikeler upacara di depan bendera merah-putih, kawan kategori pegawai pemerintah juga suka ngajak ngopi di saat kita sedang bekerja. Alhasil, perencanaan program ngopi tidak pernah mencapai realisasi. Jika kemudian kawanmu yang kebetulan pegawai pemerintah pernah melakukannya, tentu itu bukan sebuah kebetulan. Kamu harus wajib curiga.
Diajak Ngopi Orang yang Hobi Mengajak Saja
Selain bidang olahraga, musik dan sastra, di era warung kopi ber-wifi ini, ada satu hobi baru yang sedang berkembang luas. Yakni, hobi mengajak. Teman jenis ini memang memiliki perbendaharaan ajakan yang sungguh luar biasa banyak. Mereka tidak segan mengajak berolahraga, jalan-jalan, makan, atau nonton bioskop hingga ngopi. Tapi, ajakan yang mereka tawarkan hanya berhenti sebatas ajakan. Tidak pernah ada tindaklanjutnya. Jadi, jika ada kawanmu yang —setidaknya— pernah mengajakmu ngopi tapi berhenti pada ajakan saja dan itu berlangsung selama hampir 5x, tentu wajib dicurigai.