7 Rempah Indonesia yang Terkenal di Dunia, Di Masa Kuno Jadi Obat

Ilustrasi rempah Indonesia/pixabay

Indonesia terkenal dengan rempah-rempah melimpahnya. Pada masa penjajahan, banyak negara berburu rempah-rempah Indonesia karena harganya tinggi. Bahkan, rempah-rempah itu lebih berharga daripada emas. Saat ini, rempah-rempah Indonesia masih populer dan diekspor ke berbagai negara.

Beberapa rempah-rempah khas Indonesia yang banyak diekspor antara lain:

1. Lada:

Rempah ini menguasai 18,7% ekspor rempah Indonesia pada awal 2020. Lada sering digunakan dalam sup dan tumisan.

2. Cengkeh:

Cengkeh asli Maluku ini populer di masa penjajahan. Sekarang, juga diekspor dengan nilai tinggi.

3. Kayu Manis:

Sering ditambahkan pada roti, kayu manis banyak ditemukan di Jambi dan memasok 45% kebutuhan dunia.

4. Vanili:

Indonesia merupakan penghasil vanili terbesar setelah Madagaskar dan Perancis. Berbagai wilayah di Indonesia membudidayakannya.

Baca Juga:  Resep Bacem Ayam Tahu Tempe, Gurih, Manis, dan Lezat!

5. Kapulaga:

Rempah bulat kecil ini diekspor, terutama dari Sumatera Utara.

6. Andaliman:

Rempah ini populer sebagai campuran masakan khas Batak dan sedang naik daun di dunia kuliner.

7. Pala:

Selain rempah, pala juga menghasilkan minyak atsiri dan merupakan komoditas penting.

Rempah-rempah Indonesia terus berperan dalam dunia ekonomi dan kuliner global.

Sejarah Perjalanan Rempah dari Zaman Kuno

Pada zaman kuno, rempah-rempah adalah simbol eksotisme, kekayaan, dan ketenaran. Awalnya, rempah-rempah digunakan sebagai obat. Kemudian, rempah-rempah berkembang menjadi bumbu makanan untuk menyamarkan rasa dan bau yang kurang enak serta menjaga makanan tetap segar.

Pada abad ke-15, rempah-rempah menjadi komoditas penting dalam perdagangan. Pada periode ini, terjadi pertukaran makanan antar benua yang dikenal sebagai “pertukaran Columbus”, yang dipengaruhi oleh ekspedisi Christopher Columbus.

Baca Juga:  Bukan Cara Dikukus: Tips Agar Tahu Putih Tetap Padat dan Tidak Mudah Hancur Saat Dimasak

Abad ke-15 dijuluki sebagai “Abad Rempah”. Rempah-rempah mulai dilihat sebagai bumbu makanan, dan buku masak mulai muncul di Eropa dengan resep-resep menggunakan rempah-rempah.

Pada abad ke-16, penjelajahan kepulauan Indonesia dilakukan oleh negara-negara Eropa. Orang Belanda pertama yang menemukan rute ke Timur adalah van Linschoten.

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) menerbitkan perintah rahasia untuk mengumpulkan dan mengeringkan spesimen tanaman yang dapat diperdagangkan.

Georg Eberhard Rumpf (Rumphius) merupakan perwira militer dan pedagang VOC yang mengumpulkan dan membuat catatan lengkap tentang jenis tanaman di Herbarium Amboinense-nya.

Nusantara Indonesia memiliki kekayaan hayati yang unik, termasuk rempah-rempah seperti cengkih, pala, dan kemiri. Perdagangan maritim menghubungkan wilayah ini dan membentuk kerajaan-kerajaan besar Nusantara.

Baca Juga:  Kita Berbahagia Atau Cuma Berusaha (Mem) bahagia (kan)?

Perdagangan maritim membawa tumbuhnya kota bandar dan kerajaan-kerajaan besar Nusantara, terbukti dengan peninggalan situs arkeologis.

Rempah-rempah memiliki peran penting dalam sejarah perdagangan dan budaya Indonesia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *