Hikmah  

8 Hadits dalam Riyadhush Shalihin Bab 26 Nomor 211-218

Sumber; pexels.com

Hadist-hadist di bawah ini merupakan bahan kajian oleh Komunitas 3Ng (Ngopi, Ngudud, Nguping) yang digelar di PCNU Bojonegoro pada tanggal 12 Nopember 2022 pukul 10.00-12.00 WIB:

Hadits 211

وعن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما، عن النَّبيّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «المُسْلِمُ منْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ، وَالمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Artinya: Dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, “seorang muslim adalah orang yang seluruh kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya. Seorang muhajir (orang yang berhijrah-) adalah orang yang meninggalkan aPa-apa yang dilarang oleh Allah.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Hadits 212

وعنه – رضي الله عنه – قَالَ: كَانَ عَلَى ثَقَل النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم – رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ كِرْكِرَةُ، فَمَاتَ، فَقَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: «هُوَ في النَّارِ». فَذَهَبُوا يَنْظُرُونَ إِلَيْه، فَوَجَدُوا عَبَاءَةً قَدْ غَلَّهَا. رواه البخاري.

Artinya: Dari Abdullah bin Amr bin Al-‘Ash RA, dia berkata, “Adalah Nabi SAW memunyai tanggungan seorang laki-laki yang namanya Kirkirah, kemudian ia meninggal dunia. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Dia di neraka.” Para sahabat pergi untuk melihatnya, ternyata mereka mendapati sebuah jubah yang diambil (dicuri oleh Kirkirah-pent) dari ghanimah.’ (HR. Al-Bukhari).

Hadits 213

وعن أَبي بكْرة نُفَيْع بن الحارث – رضي الله عنه – عن النَّبيّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «إنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَته يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرضَ: السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ: ثَلاثٌ مُتَوالِياتٌ: ذُو القَعْدَة، وذُو الحِجَّةِ، وَالمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشعْبَانَ، أيُّ شَهْرٍ هَذَا؟» قُلْنَا: اللهُ وَرَسُولُهُ أعْلَمُ، فَسَكَتَ حَتَّى ظَننَّا أنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيْرِ اسْمِهِ، قَالَ: «ألَيْسَ ذَا الحِجَّةِ؟» قُلْنَا: بَلَى. قَالَ: «فَأيُّ بَلَد هَذَا؟» قُلْنَا: اللهُ ورَسُولُهُ أعْلَمُ، فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بِغَيرِ اسْمِهِ. قَالَ: «ألَيْسَ البَلْدَةَ؟» قُلْنَا: بَلَى. قَالَ: «فَأيُّ يَوْمٍ هَذَا؟» قُلْنَا: اللهُ ورَسُولُهُ أعْلَمُ، فَسَكَتَ حَتَّى ظَنَنَّا أنَّهُ سَيُسَمِّيهِ بغَيرِ اسْمِهِ. قَالَ: «ألَيْسَ يَوْمَ النَّحْرِ؟» قُلْنَا: بَلَى. قَالَ: «فَإنَّ دِمَاءكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيكُمْ حَرَامٌ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا في بَلَدِكُمْ هَذَا في شَهْرِكُمْ هَذَا، وَسَتَلْقُونَ رَبَّكُمْ فَيَسْألُكُمْ عَنْ أَعْمَالِكُمْ، ألاَ فَلا تَرْجعوا بعدي كُفّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْض، ألا لَيُبَلِّغ الشَّاهِدُ الغَائِبَ، فَلَعَلَّ بَعْضَ مَنْ يَبْلُغُهُ أَنْ يَكُونَ أوْعَى لَهُ مِنْ بَعْض مَنْ سَمِعَهُ»، ثُمَّ قَالَ: «إلاَّ هَلْ بَلَّغْتُ، ألاَ هَلْ بَلَّغْتُ؟» قُلْنَا: نَعَمْ. قَالَ: «اللَّهُمَّ اشْهَدْ». مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Artinya: Dari Abu Bakrah Nufai’ bin Al-Harits RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya zaman itu telah berputar sebagaimana keadaannya sejak hari Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan dan di antaranya ada empat bulan haram (suci), tiga berturut-turut, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharram dan Rajab Mudhar yang jatuh antara Jumadal akhir dan Sya’ban. Bulan apakah sekarang ini? Kami menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau Nabi SAW diam, sehingga kami mengira bahwa beliau akan menyebutnya dengan nama yang lain. Kemudian beliau bersabda, “Bukankah ini bulan Dzulhijah?” Kami menjawab: “Benar.” Beliau bersabda, “Negeri apakah ini?” Kami menjawab, ”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau (Nabi SAW) diam, sehingga kami mengira bahwa beliau akan menyebutnya dengan nama yang lain. Kemudian beliau bersabda, “Bukankah ini negeri haram (suci)?” Kami menjawab: “Benar.” Beliau bersabda, “Hari apakah ini?” Kami menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau (Nabi SAW diam, sehingga kami mengira bahwa beliau akan menyebutnya dengan nama yang lain. Kemudian beliau bersabda, “Bukankah ini hari raya kurban?” Kami menjawab: “Benar.” Beliau bersabda, “sesungguhnya darah-darah kalian, harta-harta kalian dan kehormatan kalian haram atas kalian semua, sebagaimana keharaman (kesucian-pent) hari kalian ini, di negeri kalian ini dan di bulan kalian ini. Dan kalian semua akan menemui Rabb kalian kemudian Dia akan menanyakan kepada kalian tentang amal-amal kalian. Ingatlah, maka janganlah kalian sepeninggalku nanti kalian kembali kepada kekafiran, yang sebagian kalian memenggal leher sebagian yang lain. Ingatlah, hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang ridak hadir. Barangkali orang yang diberi berita itu lebih memahami dari sebagian orang yang mendengarnya.” Kemudian beliau bersabda, “Ingatlah, bukankah aku telah menyampaikan ini? Ingatlah, bukankah aku telah menyampaikan ini?” Kami menjawab, “Benar.” Beliau bersabda, “Ya Allah, saksikanlah!” (Muttafaqun’alaihi)

Baca Juga:  Dibuka Rekrutmen Relawan Resepsi 1 Abad NU di Sidoarjo

Hadits 214

وعن أَبي أمامة إياس بن ثعلبة الحارثي – رضي الله عنه: أنَّ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «مَن اقْتَطَعَ حَقَّ امْرِئٍ مُسْلِم بيَمِينه، فَقَدْ أَوْجَبَ اللهُ لَهُ النَّارَ، وَحَرَّمَ عَلَيهِ الجَنَّةَ» فَقَالَ رَجُلٌ: وَإنْ كَانَ شَيْئًا يَسِيرًا يَا رَسُول الله؟ فَقَالَ: «وإنْ قَضِيبًا مِنْ أَرَاك». رواه مسلم.

Artinya: Dari Abu Umamah Iyyas bin Tsa’labah AI-Harits RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengambil hak seseorang muslim dengan sumpahnya, maka Allah telah mewajibkan neraka baginya dan mengharamkan syurga atasnya.” Kemudian seorang laki-laki bertanya: “Wahai Rasulullah, walaupun sesuatu yang remeh?” Beliau (Nabi SAW) bersabda, “sekalipun sepotong ranting untuk tusuk gigi.” (HR. Muslim).

Hadits 215

وعن عَدِيّ بن عَميْرَةَ – رضي الله عنه – قَالَ: سمعت رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – يقول: «مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ مِنْكُمْ عَلَى عَمَلٍ، فَكَتَمَنَا مِخْيَطًا فَمَا فَوْقَهُ، كَانَ غُلُولًا يَأتِي بهِ يَومَ القِيَامَةِ». فَقَامَ إليه رَجُلٌ أسْوَدُ مِنَ الأنْصَارِ، كَأنِّي أنْظُرُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: يَا رَسُول الله، اقْبَلْ عَنِّي عَمَلَكَ، قَالَ: «وَمَا لَكَ؟» قَالَ: سَمِعْتُكَ تَقُولُ كَذَا وكَذَا، قَالَ: «وَأَنَا أقُولُه الآنَ: مَنِ اسْتَعْمَلْنَاهُ عَلَى عَمَلٍ فَلْيَجِيءْ بقَلِيلِه وَكَثيره، فَمَا أُوتِيَ مِنْهُ أخَذَ، وَمَا نُهِيَ عَنْهُ انْتَهَى». رواه مسلم.

Baca Juga:  Doa Saat Angin Kencang, Lengkap Teks Arab, Latin, dan Artinya

Artinya: Dari Adi bin Umairah RA, dia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa di antara kalian yang kami angkat sebagai petugas sesuatu pekerjaan, kemudian menyembunyikan dari kami sebuah jarum atau yang lebih besar darinya, maka hal itu adaiah penipuan, dia akan datang dengan membawanya pada hari kiamat.” Kemudian ada seorang laki-laki berkulit hitam dari kaum Anshar berdiri, seakan-akan saya pernah melihatnya, maka dia berkata, “Wahai Rasulullah, terimalah kembali pekerjaanmu (yang telah engkau serahkan kepadaku-pent)“. Rasulullah SAW bertanya: “Ada apa denganmu ?” Dia menjawab, “Saya mendengar engkau bersabda begini, begini.” Beliau (Nabi SAW) bersabda, “Dan sekarang saya berkata, “Barang siapa di antara kalian yang kami angkat sebagai petugas sesuatu pekerjaan, maka hendaklah dia datang kepada kami dengan membawa hasil baik sedikit atau banyak. Maka apa yang diberikan kepadanya ambillah dan apa yang dilarang darinya tinggalkanlah.” (HR. Muslim).

Hadits 216

وعن عمر بن الخطاب – رضي الله عنه – قَالَ: لَمَّا كَانَ يَوْمُ خَيبَر أقْبَلَ نَفَرٌ مِنْ أصْحَابِ النَّبيِّ – صلى الله عليه وسلم – فقَالُوا: فُلاَنٌ شَهِيدٌ، وفُلانٌ شَهِيدٌ، حَتَّى مَرُّوا عَلَى رَجُلٍ، فقالوا: فُلانٌ شَهِيدٌ. فَقَالَ النَّبيُّ – صلى الله عليه وسلم: «كَلاَّ، إنِّي رَأيْتُهُ في النَّار في بُرْدَةٍ غَلَّهَا أَوْ عَبَاءة». رواه مسلم.

Artinya: Dari Umar bin Al-Khaththab RA, dia berkata, “Ketika terjadi perang Khaibar, ada sekelompok dari sahabat-sahabat Nabi SAW datang menghadap beliau, kemudian mereka mengatakan: “Fulan ini mati syahid dan fulan itu juga mati syahid,” sehingga mereka melewati seseorang kemudian mereka berkata: “Fulan itu mati syahid.” Maka Nabi SAW bersabda: “Tidak sama sekali, sesungguhnya saya melihatnya di dalam neraka karena jubah yang diambilnya (dari harta ghanimah yang belum dibagikan-pent).” (HR. Muslim)

Hadits 217

وعن أَبي قتادة الحارث بن ربعي – رضي الله عنه – عن رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: أَنَّهُ قَامَ فيهم، فَذَكَرَ لَهُمْ أنَّ الجِهَادَ في سبيلِ الله، وَالإِيمَانَ بالله أفْضَلُ الأعْمَالِ، فَقَامَ رَجُلٌ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ الله، أرَأيْتَ إنْ قُتِلْتُ في سبيلِ الله، تُكَفَّرُ عَنّي خَطَايَايَ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: «نَعَمْ، إنْ قُتِلْتَ في سبيلِ اللهِ، وَأنْتَ صَابرٌ مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيرُ مُدْبر». ثُمَّ قَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: «كَيْفَ قُلْتَ؟» قَالَ: أرَأيْتَ إنْ قُتِلْتُ في سبيلِ الله، أتُكَفَّرُ عَنّي خَطَايَايَ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم: «نَعمْ، وَأنْتَ صَابرٌ مُحْتَسِبٌ، مُقْبِلٌ غَيرُ مُدْبِرٍ، إلاَّ الدَّيْنَ؛ فإنَّ جِبريلَ – عليه السلام – قَالَ لِي ذلِكَ » رواه مسلم.

Baca Juga:  Doa Ibu Hamil, Untuk Dibaca Suami Maupun Istri

Artinya: Dari Abu Qatadah, Al-Harits bin Rib’i RA, dari Rasulullah SAW sesungguhnya beliau (Nabi SAW) berdiri berkhutbah di hadapan orang banyak, kemudian menyebutkan kepada mereka bahwa jihad fisabilillah dan beriman kepada Allah adalah amalan yang paling utama. Kemudian ada seorang lelaki berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu, jika saya terbunuh di jalan Allah, apakah semua kesalahan saya akan dihapuskan?” Beliau (Nabi SAW) menjawab: “Benar, jika engkau terbunuh di jalan Allah dalam keadaan sabar, mengharapkan keridhaan Allah, sedang maju dan tidak mundur. ” Kemudian RasuIuIIah SAW bertanya: “Apa yang kamu katakan tadi?” Orang itu berkata, “Bagaimana pendapatmu, jika saya terbunuh di jalan Allah, apakah semua kesalahan saya akan dihapuskan?” Beliau (Nabi SAW), menjawab: “Benar, jika engkau terbunuh di jalan Allah dalam keadaan sabar, mengharapkan keridhaan Allah, sedang maju dan tidak mundur. Kecuali hutang (tidak diampuni), sesungguhnya Jibril berkata kepadaku demikian.” (HR. Muslim)

Hadits 218

وعن أبي هُريرةَ – رضي الله عنه: أنَّ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «أتدرونَ مَنِ المُفْلِسُ؟» قالوا: المفْلسُ فِينَا مَنْ لا دِرهَمَ لَهُ ولا مَتَاع، فَقَالَ: «إنَّ المُفْلسَ مِنْ أُمَّتي مَنْ يأتي يَومَ القيامَةِ بِصَلاَةٍ وصِيامٍ وَزَكاةٍ، ويأتي وقَدْ شَتَمَ هَذَا، وقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مالَ هَذَا، وسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وهَذَا مِنْ حَسناتهِ، فإنْ فَنِيَتْ حَسَناتُه قَبْل أَنْ يُقضى مَا عَلَيهِ، أُخِذَ منْ خَطَاياهُم فَطُرِحَتْ عَلَيهِ، ثُمَّ طُرِحَ في النَّارِ». رواه مُسلم.

Artinya: Dari Abu Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki lagi dirham atau sesuatu apapun.” Maka beliau (Nabi SAW bersabda: “Orang yang bangkrut dari kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat, puasa, dan zakat, tetapi dia datang dalam keadaan telah mencaci-maki ini, menuduh berzina ini, makan harta ini, menumpahkan darah ini, pernah memukul ini. Maka orang yang dianiaya ini diberi dari kebaikan-kebaikannya dan orang lain yang dianiaya diberi kebaikannya pula. Jika kebaikannya sudah habis sebelum selesai tanggungannya, maka diambillah dari kesalahan mereka kemudian dibebankan kepada orang tersebut, selanjutnya orang itu dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim).”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *