Ada banyak hal yang menanti kita di masa depan. Sudah siapkan bekal untuk menghadapinya? Jangan biarkan kita tertinggal dan lupa alasan diciptakan.
***
Ada yang mengira bahwa kesendirian dan insecurity itu jalan keluarnya ialah dengan menemukan cinta. Ada yang merasa jadi orang yang paling spesial untuk orang lain, hingga berbagai overthinking yang terus menyerang kepala. Kita lalu terus-terusan terombang-ambing dengan berbagai pikiran yang salah. Terjerumus pada harapan yang keliru, hingga tidak bisa menentukan mana realitas. Atau itu sekadar pemikiran yang tak jelas?
Kita sering mengira bahwa semua yang dipikirkan nyata, namun ternyata tidak selalu begitu. Terjebak oleh berbagai halusinasi merupakan hal buruk yang harus lekas diatasi. Pernah tidak kamu bertanya, mengapa banyak hal buruk dan menyakitkan terjadi? Apa yang salah?
Kemungkinan itu terjadi sebab kita yang kurang belajar dari pengalaman dan lupa untuk melihat kenyataan. Padahal, hidup tak melulu harus sesuai harapan. Ada banyak orang yang terus melakukan kesalahan itu-itu saja dan tidak mau belajar untuk memperbaikinya. Sering terjebak cinta pada manusia, merasa dispesialkan hingga pemikiran lainnya yang tak sesuai kenyataan. Kapan mau berhenti dan evaluasi? Apakah di usia yang kian dewasa masih itu-itu saja masalahnya?
Ketika ada orang-orang yang sudah sibuk dengan karir, memikirkan masa depan, dan melihat dunia dengan kesadaran. Akankah kita masih terjebak dengan eskpektasi yang meribetkan? Andai kita tahu bahwa dunia tidak hanya sekadar kisah cinta-cintaan, pengakuan dari orang lain hingga segala hal yang seharusnya tak perlu dipusingkan. Harusnya, kita berkembang dan tidak terus memikirkan hal-hal yang masih saja sama.
“Seberapa sering kita kecewa dengan janji yang orang lain buat? Atau kecewa sama diri sendiri? Atau bahkan benci sama diri kita sendiri? Semua itu punya akar yang sama: kita salah menaruh harapan, kita salah menaruh ekspektasi.” (hlm: 120)
Apakah kita masih mau menggantungkan segala harapan kita pada yang fana? Bukannya itulah pangkal dari setiap kecewa? Ada yang kekal dan abadi, tapi kita malah lupa untuk mengunjungi. Saat kita bergantung pada yang lemah, tentu seakan telah menyiapkan sebuah kehancuran. Kita lupa bahwa yang paling kuat senantiasa ada dan membantu kita. Siapa lagi kalau bukan Allah Yang Maha Segalanya. Bukankah kita memilikinya dalam hati?
Sayangnya, kita sering terlena dan mengingkari-Nya. Atau kita yang masih menggenggam erat masa lalu. Lupa untuk tak terus membawanya, hingga jadi beban tak kasat mata. Masa lalu yang telah terjadi itu harusnya diterima, sebab melupakannya bisa jadi kemustahilan.
Kita tak perlu berharap dapat mengubahnya, tetapi cobalah terima dan buat sebagai pelajaran. Ada banyak hal yang menanti kita di masa depan. Sudah siapkan bekal untuk menghadapinya? Jangan biarkan kita tertinggal dan lupa alasan diciptakan.
Buku berjudul “What’s So Wrong About Your Life” karya Ardhi Mohamad ini, mengupas berbagai problematika kehidupan, juga tentang self love yang sering digaungkan. Isinya penuh makna dan siap-siap tertampar dengan berbagai fakta. Kita akan dibawa dengan berbagai hal yang nyata, namun susah diterima. Kita yang sering merasa jadi orang satu-satunya yang punya masalah atau mengganggap masalah kita paling spesial, padahal belum tentu. Ini juga dibahas. Ternyata pada dasarnya, tidak hanya kita, sebab ada banyak manusia lain yang juga memiliki masalah yang hampir serupa.
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta hujan tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan, di akhirat (nanti), ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan di dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS. Al-Hadid: 20)
Identitas Buku
Judul Buku: What’s So Wrong About Your Life
Penerbit: Bhumi Anoma
Penulis : Ardhi Mohamad
ISBN : 978-623-7211-42-6
Jumlah Halaman : 180
Harga : Rp 84.500
Buku Kategori: Self Improvement