Bojonegoro I Aliansi jurnalis independen (AJI) Bojonegoro mengajak agar jurnalis tidak menjadi jurkam (juru kampanye) dalam proses pemilu 2019. Artinya, jurnalis harus bersikap netral.
Menurut ketua AJI Bojonegoro, Amrullah Ali Moebin, profesi jurnalis tentu memiliki tanggung jawab besar kepada publik. Sehingga penting bagi organisasi profesi untuk mengkampanyekan independensi dan netralitas. Apalagi ajang Pemilu 2019 kurang satu bulan lagi. Sehingga, marwah jurnalistik yang idealnya memberikan secaro obyektif harus selalu dijaga.
“Kami sebagai organisasi profesi jurnalis seperti memiliki kewajiban moral untuk selalu mengingatkan independensi dan netralitas di masa pemilu, jangan sampai juga jurnalis jadi juru kampanye,” tuturnya.
Kegiatan kampanye ini dilakukan AJI Bojonegoro untuk bersosialisasi seputar jargon ‘Jurnalis Bukan Jurkam dan Jurnalisme Tanpa Amplop’ di beberapa instansi. Sebelum di Polres Bojonegoro, pria yang akrab disapa Aam bersama anggota lainnya juga mengunjungi KPU Bojonegoro dan Kejari Bojonegoro. Kampanye ini dilakukan sebagai pengingat. Karena sejatinya peran jurnalis sebagai pengawas dalam perhelatan Pemilu dan bukan sebagai pejuang para kepentingan pribadi.
“Jurnalisme tanpa amplop yang ingin kami kampanyekan itu memiliki arti menolak suap dalam bentuk apapun, sebagai pekerja media harus netral,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Pendidikan, Komunikasi dan Data AJI Bojonegoro, Tulus BS mengatakan apabila jurnalis ikut-ikutan mendukung salah satu calon dan menjadi juru kampanye tentu sangat mencederai profesi jurnalis. Perlu selalu diingat, jurnalis hadir untuk publik, bukan untuk golongan tertentu.
“Profesinalisme jurnalis harus obyektif, independen, dan netral tanpa memihak golongan manapun,” pungkasnya. (*)
______
Sumber: Rilis AJI Bojonegoro