BUKU  

Akhir Kisah Api di Bukit Menoreh yang Belum Berakhir, Lalu?

Cover terakhir ADBM

Dan akhirnya, saya harus pasrah, tidak akan sampai pada kisah paling akhir dalam Api di Bukit Menoreh (ADBM) karangan Ki SH Mintardja. Sejak Desember 2022, kalimat pertama saya baca, dan pada awal April 2023, kalimat terakhir pun saya tuntaskan. Terakhir di jilid 396. Perjalanan yang cukup panjang. Imajinasi yang tak terkatakan. Pengembaraan yang tak terbilang jarak.

Alkisah, pada jilid terakhir ADBM (saya baca versi digital), terdapat pengumuman setelah kata SELESAI. Di sana tertulis KI SH MINTARDJA MENINGGAL DUNIA SEBELUM MENYELESAIKAN/MENAMATKAN SERI ADBM 4 INI. SEMOGA BELIAU TENANG DI ALAM SANA.

Saya pun mencoba mencari informasi tentang biografi singkat SH Mintardja. Pemilik nama lengkap Singgih Hadi Mintardja ini lahir di Yogyakarta pada 26 Januari 1933 dan meninggal di Yogyakarta pada 18 Januari 1999 dalam usia 65 tahun. Jujur saja, saya belum pernah melakukan pencarian mendalam tentang sosok Ki SH Mintardja, mungkin ulasang lengkap atau semacam buku biografinya. Semoga saya bisa mendapatkannya.

Baca Juga:  Membaca Dunia Sophie Epesode Mitos-Mitos; Seleksi Alam Itu Mitos Atau Fakta?

Baca Juga: Mengenali Jenis-Jenis Kuliner Dalam Cerita Api Di Bukit Menoreh

Kembali pada ‘akhir’ ADBM yang memang terputus itu, kisah sampai pada Pangeran Ranapati yang mengikuti sayembara memperebutkan jabatan senopati di Panaraga. Pangeran Ranapati adalah seorang pertapa yang mengaku sebagai putra dari Panembahan Senopati atau sebelumnya dikenal dengan nama Sutawijaya. Pangeran Ranapati bermaksud menggapai pucuk pimpinan Mataram yang saat itu dipegang Panembahan Hanyakrawati. Ia akan mengawali upaya ‘pemberontakan’ nya dari Panaraga yang dipimpin oleh Pangeran Jayaraga (saudara dari Panembahan Hanyakrawati).

Pangeran Ranapati juga menyebut dirinya Ki Singa Wana digambarkan sebagai orang yang licik. Ia bisa sangat ramah, namun juga kejam. Bahkan, ketika awal bertemu Pangeran Jayaraga, Ranapati mampu mengelabuhi dengan sikapnya yang ramah dan meyakinkan. Sehingga Pangeran Jayaraga, penguasa Panaraga pun tak menyangsikan silsilahnya sebagai ‘anak terbuang’ dari Panembahan Senopati.

Keberadaan Pangeran Ranapati di Panaraga selalu dibayang-bayangi oleh Glagah Putih dan Rara Wulan, prajurit suami istri yang mendapat tugas khusus dari Ki Patih Mandaraka yang dulu dikenal dengan nama Ki Juru Martani. Glagah Putih adalah adik sepupu Ki Rangga Agung Sedayu, tokoh utama ADBM.

Baca Juga:  Buku Ada Mitos Dalam D.K.V (Desain Komunikasi Visual) Karya Andi Suprapto

Tapi sayang, kisah itu tak bisa berlanjut dan hanya sampai pada jilid 396 saja. Bagaimana Glagah Putih mengatasi Pangeran Ranapati? Apakah Pangeran Ranapati berhasil menguasai Panaraga untuk kemudian dijadikan landasaran memperluas kaki kuasanya sampai Mataram? Tentu tak ada kelanjutan kisahnya.

__

Betapa membaca ADBM ini begitu menyenangkan, serupa candu yang siapa saja dipaksa untuk terus ketagihan membaca. Saya memulai membaca awal kisah, ketika Agung Sedayu seorang penakut, hingga kemudian belajar kepada Kyai Gringsing (Orang Bercambuk) dan menjadi orang pilih tanding. Jabatan di Mataram dari Lurah Prajurit hingga jadi seorang Rangga yang membawahi beberapa lurah prajurit.

Dan ketika kisah itu berakhir, saya seperti kehabisan kata dan laku. Apa yang harus saya lakukan setelahnya? Karena seperti ada yang hilang. Kisah itu belum selesai dan tapi sudah selesai. Belum sampai titik, tapi sudah sampai titik. Belum rampung tapi ternyata sudah rampung. Duh, benar-benar kehilangan arah.

Baca Juga:  Kisah-kisah Revolusi Para Utusan Tuhan

Saya coba search Google, ternyata banyak sekali kisah lanjutan yang ditulis, mungkin oleh orang-orang yang menggemari ADBM. Tapi saya belum memutuskan membaca kisah-kisah lanjutan tersebut.

Jika Anda pernah membaca ADBM sampai jilid 396, apa yang Anda lakukan setelahnya? Mari berbagi!

__________________

Bojonegoro, 4 April 2023

 

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *