Api Abadi Mrapen di Grobogan Padam, Bagaimana dengan Kayangan Api Bojonegoro?

Kayangan Api di Bojonegoro/Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro

Fenomena langka. Api abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tiba-tiba padam pada 25 September 2020. Sejumlah pihak langsung melakukan kajian atas padamnya api abadi tersebut.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Senin (5/10/2020) langsung menerjunkan tim ESDM untuk melakukan kajian lapangan. Padamnya api Mrapen adalah pertama dalam sejarah. Ada dua indikasi yang diduga menjadi penyebab padamnya api abadi Mrapen, yakni karena memang gasnya habis atau aktivitas pengeboran di sekitarnya.

“Kalau ada pengeboran ilegal, ya ditindaklah. Makanya ESDM sekarang sedang bekerja, apakah betul-betul karena cadangan habis, atau karena dibor di sebelahnya, kemudian gasnya bocor,” kata Ganjar sebagaimana dikutip dari laman jatengprov.go.id.

Sedang menurut keterangan Kasi Energi Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Arianto, sebelum api abadi Mrapen padam, sempat ada semburan air bercampur gas saat pengeboran sumur yang berlokasi tak jauh dari Mrapen. Meski semburan air bercampur gas itu telah ditutup, namun air dan gas masih merembes dari pengeboran itu

Baca Juga:  Keunikan Dakwah Sunan Kalijaga (Bunga-Bunga dan Kemenyan)  

Api abadi Mrapen sendiri sudah ada sejak berabad-abad silam. Konon, api Mrapen muncul sejak awal masa Kerajaan . Api itu telah dimanfaatkan untuk berbagai ritual suci seperti Perayaan Hari Waisak maupun hajatan besar berskala Internasional seperti pesta olahraga Internasional Ganefo pada 1963 dan Asian Games 2018.

Jika api abadi Mrapen bisa padam, apakah api di Kayangan Api juga bisa padam? Apalagi, dua sumber api tersebut sama-sama dikenal sebagai ‘api abadi’. Padamnya api Mrapen tentu membuat khawatir banyak pihak akan api di Kayangan Api, di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Salah satu orang yang khawatir adalah Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah.

Baca Juga:  Apa Itu Publisher Right Indonesia, Ini Kronologi, Analisa Para Pakar dan Organisasi Jurnalis

Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah menggelar rapat koordinasi dengan SKK Migas secara daring Senin (5/10/2020) Salah satu tujuannya adalah meminta SKK Migas mengkaji sumber api abadi Khayangan Api yang dimiliki Kabupaten Bojonegoro.

“Kami minta SKK Migas melakukan kajian tentang sumber api abadi tersebut. Aliran darimana, apa ada kaitan dari Kedungkeris, atau Exxon, PEPC atau dari sumber yang lainnya. Nantinya api abadi Khayangan Api bisa tetap menjadi api abadi,” tuturnya sebagaimana dikutip dari laman Bojonegorokab.go.id.

Kayangan Api memang menjadi salah satu destinasi wisata Bojonegoro. Pemkab Bojonegoro beberapa kali melakukan pemugaran untuk memperbaiki fasilitas di Kayangan Api. Selain itu, beberapa ahli juga datang untuk melakukan penelitian tentang sejarah Kayangan Api.

Baca Juga:  Film Sobat Ambyar, Kisah Cinta pada Pandangan Pertama

Menurut cerita lain, api di Kayangan Api menyala terus menyala sejak tahun 1314. Saat Prabu Jayanegara mengungsi di Bedander Kabupaten Bojonegoro, untuk melakukan konsolidasi kenegaraan dan diringi Patih Gajahmada, api abadi sudah ada.

Dr Purwadi M.Hum. Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara (LOKANTARA) menulis bahwa di sebelah Kayangan Api, ada tempat semedi Eyang Kriyo Kusumo, abdi dalem Sinuwun Amangkurat Amral yang memerintah Karaton Mataram tahun 1677 sampai 1705.

Semoga api Mrapen menyala kembali dan api di Kayangan Api tidak padam.

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *