Pasangan Suyoto dan Setyo Hartono dilantik menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo pada 2 Maret 2008. Waktu itu pasangan ini mengemban tugas tahun 2008-2013. Lalu pasangan ini terpilih kembali untuk kedua kali dan memimpin Bojonegoro periode 2013-2018.
Dialog Interaktif pertama kali digelar pada Jumat, 19 Maret 2008. Tidak lama setelah Kang Yoto dan Setyo Hartono dilantik. Acara digelar di pendopo kabupaten. Puluhan orang selalu hadir dalam acara dialog jumat tersebut.
Warga datang langsung ke Pendapa Malowoti Pemkab Bojonegoro. Dialog interaktif juga disiarkan melalui radio Malowopati FM, radio milik Pemkab. Langkah Kang Yoto ini dikaji oleh Galang Geraldy Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yang kemudian dimuat di Jurnal Sosiologi Reflektif, Volume 12, N0. 1 Oktober 2017 milik UIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta.
Hanya saja, di dalam kajian tersebut bukan menggunakan nama Dialog Jumat yang umum terdengar di Bojonegoro. Namun memakai istilah Sobo Pendopo. Galang menyebut, langkah Sobo Pendopo menjadi salah satu sebab Bojonegoro terpilih sebagai pemerintahan daerah terbuka percontohan dunia.
Bahkan Kang Yoto diundang di berbagai forum internasional. Diantaranya 1) Open Government Partnership Asia Pasific Regional Dialogue, tanggal 21-22 Juli 2016 di Manila; 2). Sub-national Pioneers’ tier Meeting, tanggal 15-16 September2016 di Washington DC; 3). Institute of Development Studies (IDS) University of Sussex, BrightonUK tanggal 5 Desember 2016; 4). Open Government Partnership Global Summit, tanggal 7-9 Desember di Paris.
Pasangan Suyoto dan Setyo Hartono lengser tahun 2018 digantikan pasangan Anna Mu’awanah dan Budi Irawanto (Wawan). Pasangan ini punya gaya komunikasi politik sendiri untuk menyerap aspirasi masyarakat. Anna-Wawan memilih terjun langsung ke desa-desa. Bukan warga yang ke pendopo, melainkan bupati dan pejabat pemkab yang ke desa.
Bupati Anna dan Wabup Wawan pada awal-awal selalu hadir bersama dalam acara yang dilabeli ‘Sambang Desa’. Di acara tersebut, pemimpin daerah beserta para pejabat turun ke balai desa, bertemu warga dan berdialog. Program-program pemkab dibeber secara detail kepada warga. Semisal proyek pembangunan jalan cor untuk jalan antar kecamatan disosialisasikan kepada warga.
Sambang Desa menjadi cara Bupati Anna untuk mendengar aspirasi warga. Acara ini juga disiarkan secara live di chanel Youtube Pemkab Bojonegoro. Di Sambang Desa, masyarakat bisa tahu apa yang sedang dikerjakan pemkab, proyek-proyek apa saja yang sedang dibangun. Dan tentu, masyarakat juga bisa bertanya tentang e-KTP, santunan yang belum cair, dan isu lainnya.
Apa yang dilakukan kepala daerah sebenarnya tak lepas dari gaya komunikasi politik. Apa itu komunikasi politik? Secara sederhana, komunikasi politik berkaitan dengan sikap, opini, keyakinan, politik sebagai interaksi kepentingan, dan pengaruh media. Bagaimana seorang politisi bersikap, membangun opini, mencari dukungan, berstrategi menggoalkan kepentingan, dan memanfaatkan media untuk mencari pengaruh.
Dalam konteks penyerapan aspirasi masyarakat, Bupati Suyoto sering turun ke lapangan, menyapa warga, berkumpul di pos kamling, atau warung-warung pinggiran. Suyoto juga mencipta lagu dan menyanyikannya yang kemudian banyak diputar di radio, acara-acara seremonial pemkab dan lain sebagainya.
Kini, Bupati Anna memimpin Bojonegoro. Anna punya gaya komunikasi politik yang agak berbeda meski secara substansi sama. Dan itu umum dilakukan kepala daerah. Bupati Anna sering gowes pagi-pagi dan menyapa warga, mengingatkan hidup bersih, datang ke desa-desa untuk bertemu warga, menciptakan kreasi senam Ayo Produktif, hingga mencipta geguritan yang kemudian digubah menjadi lagu jawa berjudul Jejeg lan Njejek.
Pada masa pandemi covid-19 ini, juga sempat ada Cangkrukan Karo Buk’e. Bupati Anna lebih menyukai disapa Buk’e. Acara Cangkrukan Karo Buk’e disiarkan live di Youtube. Desain acara mirip acara talk show televisi yang sesekali diselingi dengan musik.
Beda bupati sangat wajar beda gaya kepemimpinan, beda gaya komunikasi, dan beda gaya mendekati masyarakat. Namun yang terpenting adalah bagaimana kualitas komunikasi itu, bagaimana tujuan mensejahterakan masyarakat bisa terealisasi. Gaya komunikasi tentu punya pengaruh besar terhadap capaian pembangunan sebuah daerah. Namun jangan dilupakan juga pesan atau substansi apa yang hendak diperjuangkan, yakni kemakmuran dan kesejahteraan.