Bulan Ramadhan segera berakhir. Lailatul qodar biasa disebut oleh para ulama di 10 terakhir di bulan Ramadhan, meski siapapun dari kita tidak tahu kapan pasti turunnya lailatul qodar tersebut.
Ada dua indikator orang yang memperoleh Lailatul Qodar. Pertama, orang yang memoperoleh Lailatul Qodar akan selalu terdorong melakukan kebaikan. Mereka Ringan jika melakukan kebaikan.
Kenapa demikian? Karena orang yang memperoleh Lailatul Qodar itu selalu dibersamai oleh para malaikat. Sebagaimana surat al-qodar ayat 4: Tanazzalul malaa-ikatu war ruuhu fiiha bi idzni rabbihim min kulli amr. Artinya: Pada malam itu para malaikat dan Jibril turun dengan seizin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
Tugas malaikat itu kan mendorong orang untuk selalu berbuat kebaikan. Sehingga usai Ramadhan, orang tersebut selalu melakukan keabaikan untuk siapapun.
Indikator kedua orang yang memperoleh Lailatul Qodar adalah orang yang berbelaskasihan kepada sesamanya. Karena memang, qodar itu bisa dimaknai derajat. Artinya orang tersebut diangkat derajatnya. Sampai kapan belaskasihan? ya sampai mati.
Lalu ada hal yang perlu kita ingat lagi. Memasuki hari raya Idul Fitri banyak orang terbuai dengan keindahan, perayaan, kegembiraan, sampai menerjang larangan Allah. Ini yang dipesankan ulama-ulama dulu, diingatkan oleh Ulama.
Yakni ketika menjelang sholat Id, iblis mengumpulkan keturunannya, dan memberi maklumat bahwa manusia diampuni karena berpuasa 1 bulan, menunaikan zakat, sholat idul fitri, dan silaturrahim. Maka tugasnya iblis adalah melarutkan manusia dalam kegembiraaan dan sampai ranah maksiat atau hal-hal yang dilarang Allah.
Dengar musik tidak apa-apa. Tapi kalau mendengarkan musik lalu menarik pada perbuatan maksiat ya itu dilarang. Sehingga, kita perlu pandai-pandai menata niat dan menata amal sholeh kita di akhir Ramadhan hingga awal bulan Syawwal yaitu saat merayakan hari raya Idul Fitri.