Haha Hihi Club. Nama ini telah diresmikan oleh sekelompok orang beberapa tahun silam. Gerombolan ini terdiri dari 6 orang, yakni 2 perempuan dan 4 laki-laki.
Kami sebenarnya berasal dari satu kelas waktu masih duduk di bangku kuliah. Kebetulan, kemarin kami punya kesempatan ngumpul bersama, setelah tidak pernah bertemu kurang lebih 5 bulan silam. Akan tepat, jika pertemuan ini dikatakan sebagai ajang reuni.
Sehari sebelumnya, kami berunding via WhatsApp guna menentukan tempat yang pas untuk bernostalgia. Alhasil, Monkey D Cafe menjadi pilihannya. Tempat nongkrong dan nyantai tersebut berada di Desa Ngunut, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro.
Kami tiba di sana sekitar jam 1 siang. Butuh usaha yang sedikit keras untuk sampai ke lokasi, karena kami harus menyebrangi sungai dengan jembatan yang licin. Merasa haus, kami pun segera memesan minuman. Saya pesan Cappuciono dingin, Anggi Matcha Latte dingin, Revi Red Latte dingin, dan Riski es kopi hangat. Lalu, Ucup dan Albert pesan kopi Ekspresso.
Waktu itu, kami bercerita tentang masa lalu di kampus. Banyak hal menarik yang kita bahas, mulai dari kisah percintaan hingga kejadian-kejadian konyol ketika masih memakai jas almameter. Tak lupa, kita juga saling menanyakan kabar dan kesibukan yang dilakukan sekarang.
Biasanya, reuni identik dengan pamer prestasi, kekayaan, dan ngrasani orang. Tetapi, kami justru saling menertawakan nasib buruk yang ditimpa satu sama lain. Dan tidak ada yang tersinggung dengan hal itu. Inilah yang membuat pertemuan kali ini menjadi sangat menyenangkan. Sepertinya, Haha Hihi Club memang nama yang cocok buat geng ini.
Saat masih asik becanda bersama, tiba-tiba hujan turun dan memaksa kami untuk berteduh. Maklum, kami awalnya memilih tempat nongkrong out door. Namun, keseruannya tidak berhenti sedikit pun. Kami tetap melanjutkan obrolan di tengah suara rintikan hujan, tentu saja sambil tertawa terbahak-bahak. Hingga, tak terasa waktu sudah menunjukkan pkl 17.00 WIB. Artinya, waktunya kita pulang.
Tentu, yang namanya pertemuan memberi kita sebuah pelajaran. Hasil dari obrolan-obrolan santai, serta sedikit curahan hati membuat saya menyadari bahwa terkadang kita membutuhkan kekuatan yang jauh lebih besar untuk melepaskan sesuatu, ketimbang menggenggamnya erat-erat.
Best moment