Menyimak beberapa minggu-minggu terakhir jelang Pilkada Jawa Timur 2019 akhir-akhir ini memang menarik untuk disimak, apalagi setelah Khofifah Indar Parawansyah mengumumkan tandemnya bersama Emil Dardak untuk menghadapi Big Match melawan musuh besarnya Saifullah Yusuf dan Azwar Anas. Duel ini layaknya dua klub besar seperti Real Madrid vs Barcelona atau Manchester United vs Chelsea yang sarat akan gengsi dan harga diri untuk memperebutkan trpohy juara bernama Jatim 1.
Bagi saya, Khofifah dan Saifullah Yusuf –akrab disapa Gus Ipul adalah dua pemain berpengalaman di pentas lapangan hijau Jawa Timur. Mereka berdua bisa dikatakan pemain muda yang memiliki jam terbang dan kepiawaian masing-masing dalam urusan politik ataupun birokrasi. Apalagi tandem baru mereka juga sama-sama masih muda yang memiliki visi dan misi ciamik di lapangan hijau. Biar lebih menarik pertarungan ini saya gambarkan pertandingan antara Fullnas FC (Saifullah-Anas) vs Khomid United (Khofifah-Emil Dardak) .
Sebelum kick off dimulai, ada baiknya jika mulai membongkar masing-masing peta kekuatan tim. Coba kita mulai dari Fullnas FC, kapten tim Saifullah Yusuf merupakan pemain yang sudah lama malang melintang dan kenyang pengalaman di pentas nasional apalagi untuk Jawa Timur. Mulai dari Anggota DPR RI hingga posisi Menteri juga pernah dilakoni. Gus Ipul pernah menjadi Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu dari Oktober 2004 hingga Mei 2007. Bahkan, sang kapten sendiri sudah dua periode menguasai lapangan hijau Jatim dengan predikat Wakil Gubernur dari 2009 hingga 2018 nanti.
Sementara tandem Gus Ipul yakni Azwar Anas juga memiliki pengalaman matang dalam permainan bola di lapangan hijau Jawa Timur, khususnya daerah Banyuwangi. Anas menjadi seorang anggota DPR untuk periode tahun 2004 hingga 2009. Sebelum menjajal pemilihan legislatif pada tahun 1999, Anas ternyata sudah pernah menjadi soerang anggota MPR. Pria kelahiran tahun 1973 ini menjadi anggota MPR termuda waktu itu dirinya baru menginjakkan usia 24 tahun pada tahun 1997. Sementara sepak terjangnya di Banyuwangi, Anas berhasil sukses dengan dua periode 2010 sampai sekarang.
Anas dan Gus Ipul berasal dari partai yang sama yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Gus Ipul memulai karir politiknya menjadi ketua umum GP Ansor pada tahun 2000-20005 dan 2005-2010. Setelah selesai menjalani masa jabatannya sebagai ketua GP Ansor Gus Ipul menduduki jabatan sebagai salah satu ketua di PBNU. Gus Ipul juga pernah menjadi Sekretaris Jenderal PKB pada tahun 2002. Sedangkan Anas, tercatat sebagai salah satu toko mudah Nahdatul Ulama di Banyuwangi.
Setelah Fullnas FC, kali ini gilaran Khomid United yang kita bedah. Mulai dari sang kapten Khofifah Indar Parawansyah, Khofifah memulai karir politiknya pada tahun 1992, saat ia berhasil menjadi Pimpinan Fraksi Pratai Persatuan Pembanganan DPR RI, dia berhasil menjabat selama lima tahun dan berakhir pada tahun 1997. Tak hanya berhenti sampai di situ saja, Khofifah juga pernah menjadi Wakil Ketua DPR RI pada tahun 1999, saat kepemimpinan Bacharuddin Jusuf Habibie.
Sebelum menjadi Menteri Sosial di kabinet kerja Presiden Joko Widodo, Khofifah juga tercatat pernah menjadi seorang menteri. Pada tahun 1999 hingga 2001, Khofifah pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan. Pada tahun yang sama saat dia menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Khofifah juga menjadi Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Sosial.
Seusai menjadi Menteri, Khofifah masih terlihat aktif di panggung politik Indonesia. Terbukti pada tahun 2004, ia berhasil menjadi Ketua Komisi VII DPR RI. Tak hanya itu, di tahun yang sama Khofifah juga menjadi Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa MPR RI hingga tahun 2006. Setelah mengakhiri jabatannya dalam panggung DPR, Khofifah dipinang oleh Jokowi untuk menjadi salah satu menteri dalam kabinet kerjanya menjadi Menteri Sosial Republik Indonesia. Selain aktif di panggung politik, wanita kelahiran Surabaya, 19 Mei 1965 ini juga memiliki segudang prestasi salah satunya pernah menjadi tokoh penggerak masyarakat yang ia peroleh dari Islamic Fair of Indonesia tahun 2011, Khofifah juga pernah tercatat sebagai Ketua umum Muslimat Nahdatul Ulama (NU).
Pasangan Khofifah tergolong pemain debutan yang di luar dugaan namanya bisa meroket diajang Pilkada Jatim. Sejak 17 Februari 2016, Emil menjabat sebagai Bupati Trenggalek, Jawa Timur bersama Mochamad Nur Arifin. Dalam Pilkada serentak Kabupaten Trenggalek, Emil dan Arifin memperoleh suara sebanyak 292.248 suara atau sekitar 76,28 persen. Sebelum menjabat sebagai Bupati Trenggalek, Emil merupakan eksekutif muda dan juga penyanyi. Dan yang paling menarik dia adalah cucu dari salah satu kyai Nahdlatul Ulama, H Mochamad Dardak.
Jika dilihat dari komposisi pemain kedua tim, perebutan trophy Jatim 1 nanti akan berjalan ketat. Dengan jam terbang dan kenyang pengalaman di lapangan, akan menjadi strategi bagi kedua tim untuk bertarung. Namun sehebat apapun pemain bermain di lapangan, pasti akan tergantung strategi pelatih atau pemilik klub (partai pengusung) dalam menjalankan roda politik mereka di masing-masing daerah.
Kita tahu Fullnas FC ditopang dua partai besar yakni PDI Perjuangan dan PKB yang Ketua Umumnya duet antara Megawati Soekarno Putri dan Muhaimin Iskandar, ditambah lagi keduanya memiliki basis suporter atau pendukung fanatik di Jawa Timur. Sedangkan Khomid FC didukung tiga partai besar yakni Demokrat, Golkar dan PPP juga lumayan memiliki basis suporter di Jatim. Hanya saja Golkar saat ini masih dirundung musibah karena Ketua Umumnya Setya Novanto harus memainkan strategi politiknya di balik jeruji besi tahanan KPK.
Yang pasti, menjelang bergulirnya kompetisi berebut trophy Jatim 1 akan berlangsung ketat dan seru dengan pertarungan strategi di dalam dan luar lapangan. Dan yang lebih penting, peran suporter tidak boleh dipandang sebelah mata. Kedua tim harus bisa memberikan pertunjukan yang apik untuk menarik simpati masing-masing basis suporter di Jawa Timur. Jadi, selamat menyaksikan Big Match Fullnas FC vs Khomid United yang sebentar lagi bergulir.