Bulan Ramadhan Bulan Membaca

Hari ini adalah hari pertama bulan Ramadhan, bulan suci yang di dalamnya umat Islam diwajibkan melaksanakan ritual puasa. Bulan puasa kali ini dua ormas besar menentukan awal Ramadhan bersamaan. Senada pula dengan keputusan sidang itsbat pemerintah melalui Menteri Agama pada Selasa (15/05) lalu. Alhamdulillah.

Ramadhan-dalam banyak keterangan-juga disebut ‘syahru-l quran’, bulan quran. Alasan penyebutan itu menurut para ulama karena pada bulan ini kitab suci umat Islam diturunkan. Dari Lauhu-l mahfudz (tempat ditulisnya qodlo-qodar) Quran diturunkan pada ‘lailatu-l qadar’ (lihat: Qs. al-Qadr), dan Quran diturunkan secara berangsur-angsur dimulai pada tanggal 17 (lihat: tafsir Qs. al-baqarah:185) keduanya terjadi di bulan suci Ramadhan.

Hari ini, 17 Mei juga dikenal sebagai Hari Buku Nasional. Menurut saya ini menarik, awal bulan Ramadhan bertepatan dengan Hari Buku Nasional. Quran menurut bahasa artinya bacaan, quran yang ada di tangan kita saat ini juga berbentuk mushaf (buku).

Baca Juga:  Jangan Sedih, Yakinlah Anda Akan Mendapatkan Pekerjaan yang Cocok

Dahulu, semasa kanjeng Rasul masih hidup, beliau selalu bertadarus dengan Jibril setiap malam. Tadarus yang dilakukan beliau berbeda dengan tadarus yang dilakukan oleh jamaah masjid, langgar, atau surau-surau saat ini, kebanyakan dari mereka membaca Quran dengan bergantian tapi yang kebagian membaca berada di dalam masjid/surau sementara yang lain-sambil menunggu giliran-bersendau gurau di serambi masjid/surau, tidak menyimak bacaan pembaca Quran yang ada di dalam. Nabi melakukan tadarus  dengan cara beliau membaca Quran beberapa ayat atau surat disimak Jibril kemudian ganti Jibril membaca beberapa ayat atau surat disimak oleh nabi, dan sebenarnya beginilah cara tadarus. Kami pernah melakukan tadarus seperti ini dengan komunitas Atas Angin di kota kami, hanya saja bukan Quran tapi cerpen. hehehe.

Baca Juga:  Hikmah Jumat: Jangan-jangan Tuhan Sedang Tidak Peduli pada Kita

Semangat Hari Buku Nasional dan semangat bulan Quran sebenarnya sama, mengajak kita untuk kembali menjadikan membaca sebagai hobi kita. Wahyu pertama Tuhan pada Nabi tidak memerintahkan berdakwah, tapi memerintahkan membaca, iya, membaca, iqra’ (bacalah), bacalah dengan nama Tuhanmu.

Imam Malik salah satu Madzhab dalam fikih yang juga merupakan guru Imam Syafii (madzhab yang dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia) setiap datang bulan Quran (Ramadhan) selalu meninggalkan bacaan-bacaan dan aktivitas-aktivitas lain dan hanya fokus pada membaca Quran, sampai-sampai beliau selama 30 hari Ramadhan menghatamkan Quran sebanyak 60 kali (siang sekali dan malam sekali hatam).

Dua contoh di atas; Nabi bertadarus dengan Jibril dan Imam Malik membaca Quran selama 24 jam hatam dua kali ini bisa kita jadikan teladan, betapa pentingnya membaca. Membaca buku adalah sebuah aktivitas mulia sekaligus menjadi sebuah tarekat untuk sampai pada Tuhan.

Baca Juga:  Masa Silam dalam Genggaman Generasi Milenial

Selamat Hari Buku Nasional, dan selamat berRamadhan dengan membaca Quran, mari membaca..mari membaca sebanyak-banyaknya. Salam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *