Kamu suka sambal? Atau makanan-makanan dengan rasa pedas? Nah, ternyata sambal bukanlah mene baru. Di era kolonial Belanda, sambal sudah melegenda dan menjadi menu bagi warga asli Hindia Belanda ataupun warga Belanda yang tinggal di Hindia Belanda. Jenis sambal pun sangat beragam yang kini mungkin ada sebagian tidak populer dan barangkali malah sudah hilang.
Cartenius van der Meijden (1860-1926) adalah salah seorang wanita Belanda yang menghabiskan hidupnya di Pulau Jawa. Pada abad ke-20 van der Meijden banyak menulis buku panduan rumah tangga dan memasak. Buku itu ditujukan bagi para nyonya Belanda yang bermukim di Hindia Belanda. Buku tersebut sangat populer pada masanya.
Ia adalah seorang juru masak yang pakar sambal. van der Meijden ahli membuat puluhan jenis sambal yang ia tuangkan dalam buku memasaknya terbit tahun 1922. Sambal baginya adalah pencuci mulut yang rasanya pedas (de heete toespijzen). Sambal menjadi hidangan penting lantaran iklim tropis di Hindia Belanda yang panas, membuat banyak hidangan disajikan dalam keadaan dingin. Dan sambal menjadi “pemanas” hidangan.
Dalam buku Rijsttafel: Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942 karya Fadly Rahman, disebutkan kehebatan Meijden dalam mengolah sambal. Ada beberapa resep sambal yang disajikan, diantaranya:
Sambal Ulek:
– 6-8 lombok dengan bijinya
– 1 setengah sendok garam
– 1 setengah sendok terasi yang sudah dimasak
Caranya: tumbuk halus cabai, kemudian masa.
Sambal goreng telur:
– 8 telur dimasak
– 5 buah kemiri dibersihkan
– 2 sendok bawang putih yang sudah dihaluskan
– 1 sendok makan bubuk laos
– 1 setengah sendok serai yang sudah dihaluskan- Gula secukupnya
– 1 buah cabai
– 1 sendok terasi mentah
– 1/4 cangkir asam atau air jeruk
– 1/2 cangkir santan atau susu
– Garam sesuai selera
– Mentega ataau minyak kelapa
Iris-iris telur menjadi empat bagian dan susun di atas piring. Tumbuk semua bahan dan bumbu hingga halus dan masak dengan mentega. Setelah itu campurkan asam atau air jeruk kemudian santan. Biarkan masak hingga mengental. Sesudah itu tuangkan kuah sambal di atas telur.
Buku Cartenius van der Meijden berjudul ‘Groot nieuw volledig Oost-Indisch Kookboek’ merupakan catatan resep masakan yang dikumpulkan oleh nyonya J.M.J. Catenius van der Meijden. Sebagai nyonya ia berkepentingan mengetahui semua jenis makanan yang disukai keluarganya. Buku resep ini telah mencatat hampir semua jenis masakan Indonesia termasuk beberapa makanan Belanda. Mulai dari sup, sayuran hingga puding dan beragam camilan.
Buku tersebut diterbitkan oleh G.T.C Van Dorp & CV N.V di Semarang, Bandung dan di Surabaya pada tahun 1942. Sampul buku ini bergambar nyonya Belanda sedang memasak dengan gambar bayangan pembantu rumah tangga di sisinya. Buku ini diawali dengan informasi tentang dapur dan koki, dan disusun seperti layaknya buku masak masa kini. Ada rijst rcepten (resep nasi), ketan, sambel, sambal goreng, vleesgerechten (daging) dan vischgerechten, juga pengolahan sayuran khas Belanda.