Catatan Pendek soal Pengunduran Diri Menpora Imam Nahrawi

 

Hari ini Kamis (19-09-19), kembali saya menjadi saksi seorang menteri mengundurkan diri. Ya, dia adalah Putra Bangkalan dengan nama Imam Nahrawi yang mendapat amanah menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Selama 4 tahun, 11 bulan bukanlah waktu yang pendek untuk mengenal sosok beliau. Selama mendampingi tugas peliputan di luar kota, beliau adalah sosok yang ramah kepada siapa saja, sederhana dalam kehidupanya, dan tawadu kepada kyai atau orang yang lebih tua darinya.

Hari ini, dengan status yang dia sandangnya sebagai tersangka dari KPK, beliau memutuskan mengundurkan diri dari jabatanya sebagai Menpora. Bagi saya, beliau adalah pribadi yang baik (meski ada orang yang beranggapan sebaliknya).

Baca Juga:  Euforia Bulutangkis Indonesia dari Sebuah Pos Ronda

Ketika berpamitan kepada seluruh pejabat dan karayawan Kemenpora hari ini, semua mendapat salam dan peluknya, begitu kepada saya. Ketika saya bersalaman dan memeluknya, beliau langsung menitipkan pesan kepada saya

“Kamu harus terus semangat di sini, dalam kondisi apapun itu”…makasih Pak. Semoga benih kebaikan yang beliau tebar selama ini menjadi berkah bagi saya secara pribadi..!

Baca Juga:  Dolanan

Pada Kamis (19/9) siang Menteri Olahraga Imam Nahrawi memimpin salat Asar berjamaah bersama para pejabat eselon I,II di ruang kerjanya lantai 10 Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta.  Menpora datang ke kantor Kemenpora usai bertemu Presiden Jokowi menyampaikan surat pengunduran dirinya. 

Menpora bersama jajaran pejabat Kemenpora berada sejenak di ruangannya. Tak berselang lama ia bersama rombongan menuju lobi Kemenpora memberikan pernyataan persnya. Beliau menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. “Bahwa mulai hari ini Kamis, 19 September 2019, saya Imam Nahrawi telah menyampaikan surat pengunduran diri saya ke Bapak Presiden Jokowi sebagai Menpora RI periode 2014-2019.”

Baca Juga:  Latah Menghakimi Jauh Lebih Bahaya daripada Keminggris

Catatan Redaksi: Amar Hamzah adalah penulis buku biografi Imam Nahrawi Putra Bangkalan di Pojok Senayan diterbitkan Ekspose (2016). Ia juga jurnalis dan penulis produktif dan kini menjadi Pemimpin Redaksi Situs Online Kemenpora. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *