Cerita Kasmirah, 30 Tahun Jadi Kuli Bikin Batu Bata di Mojosari

Kasmirah, saat membuat batu bata

BATU bata di desa Mojosari, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro sudah ada sejak dari leluhur dahulu. Pembuatannya pun berada di pinggiran bengawan solo. Orang yg memproduksi batu bata merah di desa Mojosari adalah penduduk desa itu sendiri, tidak ada orang pendatang.

Soalnya lahan yang digunakan untuk mencetak batu bata merah adalah milik leluhur terdahulu dan di sana setiap lahan memiliki bosnya masing masing. Untuk pengusaha batu bata merah di Desa mojosari sekitar 100. Kulinya pun orang di sekitaran desa.

Salah satu kuli batu bata di Desa Mojosari Kalitidu, Bojonegoro yang bernama Kasmirah berusia 47 tahun. Mempunyai 2 anak perempuan, dan yang satunya sudah menikah. Sudah 30 tahun dia menjadi seorang kuli di sana.

Baca Juga:  Pasar Setan Depan Gang

Dan sekarang dibantu oleh mantunya. Setiap hari Kasmirah selalu ke pinggir bengawan untuk mencetak batu bata bersama dengan menantunya. Dalam 7- 15 hari Kamsirah mampu membuat 2.000 bata dengan bayaran buruh Rp 150.000 per 1.000 bata.

Jadi dalam 7–15 hari, Kamsirah mampu meraup uang Rp 300.000. Kamsirah ini memiliki semangat kerja yang tinggi untuk membantu perekonomian keluarga. Rela terkena teriknya matahari setiap hari, namun Ibu Kamsirah selalu bersyukur atas pekerjaan yang di lakukan saat ini.

Untuk pembuatan batu bata, menurut Kamsirah, caranya dengan mengambil tanah liat dipinggir sungai, letakan tanah liat di lubang sekitar lahan untuk mencetak bata, kumpulkan tanah liat sebanyak mungkin, lalu campurkan rambut padi, pasir wedek, dan air secukupnya agar tanah yg keras bisa melunak.

Baca Juga:  Catatan Kecil GUSDURian Bojonegoro: Memantik Kesatriaan, Meneladani Gus Dur

Lalu aduk dengan kaki dibantu pacul dan Molen atau penggiling tanah liat. Setelah adonan batu bata jadi dilanjut dicetak dengan ukuran cetakan yg telah ditentukan, cetak sampai selesai.

Tunggu sampai padat sekitar 2-3 hari, lalu disisik atau dirapikan setiap pinggir batu bata tersebut, tata batu bata dengan rapi biasanya 1 tumpuk susunan terdiri dari 20-25 bata, tunggu sampai mengering cek warna batu bata sampai menjadi putih.

Setelah kering, dilanjutkan untuk memindahkan ke jubung atau pondok pengepul bata. Di sini batu bata ditumpuk dikumpulkan sampai 30-60 ribu bata kering. Setelah itu baru bisa dibakar dengan menggunakan rambut padi.

Baca Juga:  Mamik Slamet, Hidup dari Melukis

Untuk pembakarannya sendiri, memerlukan waktu 2 minggu, setelah batu bata merah matang dan siap dibongkar, dilanjutkan untuk menyusun dengan rapi untuk target pengepulan didepan pondok untuk diperjualbelikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *