Memang terkadang kita handal dalam bersandiwara. Saat kita tersenyum manis dan bercanda tawa tahukah bahwa di balik itu terselip berjuta luka dan rasa kecewa yang enggan untuk kita ungkapkan kepada orang lain.
Meskipun, sejatinya hidup tak lepas dengan yang namanya masalah, apakah itu berarti kita harus pasrah dan menyerah dengan masalah itu? Atau mungkin kita justru dengan tegas menyatakan bahwa ini semua sudah takdir Tuhan.
Percaya pada takdir atau ketentuan Tuhan itu penting. Namun, bukan berarti kita menyalahkan gunakan pernyataan tersebut.
Mungkin semua tak berjalan sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Hal itu kadang akan membuat kita merasa semua tidak adil. Bahkan fatalnya jika kita tak pernah sadar bahwa masih banyak nikmat lain yang tak pernah kita sadari.
Coba kita lihat dan rasakan betapa besar nikmat yang telah Tuhan berikan pada kita. Tentu kita tak mungkin dapat menghitung nikmat itu satu per satu. Karena begitu maha kaya dan baiknya Tuhan pada kita.
Contoh kecil nikmat yang telah Tuhan berikan pada kita. Sejak bangun tidur kita masih bisa menghirup udara segar, mata kita masih bisa untuk melihat dunia, telinga kita masih bisa mendengar, lidah kita masih bisa merasakan nikmatnya makanan.
Jika belum terwujud apa yang kita harapkan, tak perlu mengeluh dan mengkambing hitamkan sebuah Takdir. Hal yang seharusnya kita lakukan hanyalah bersyukur atas cobaan dan itu adalah salah satu wujud kasih sayang-Nya yang luar biasa untuk kita.
Memang roda kehidupan itu selalu berputar dan perputarannya tak selalu sama dengan apa yang kita harapkan. Karena hidup tidak hanya milik kita atau mereka, hidup adalah milik seluruh umat-Nya. Tapi, Tuhan memiliki rencana yang lebih indah untuk kebaikan umat-Nya.
Tuhan telah berjanji, tidak akan memberi cobaan melebihi batas kemampuan umat-Nya. Keyakinan, doa, dan usaha adalah modal utama untuk menyelesaikan itu semua.
Kesedihan, kesulitan, dan kebahagiaan selalu berjalan beriringan dengan dibumbui berbagai rintangan dan kegundahan hati yang sering mengisyaratkan diri untuk menyerah.
Mari berbenah dan perbaiki diri. Selama kita masih diberikan kesempatan untuk menghela nafas di dunia. Selagi masih dalam keadaan sehat dan pikiran dalam keadaan rapi tak berantakan. Renungkan, rasakan, kurangi penyesalan dan segeralah lakukan perbaikan.
Memang teori terkadang berbanding terbalik dengan praktik. Yap, sangatlah tidak mudah untuk menerima suatu kegagalan dan kekecewaan. Namun, lebih baik kita tetap bersyukur dan terus berusaha menjadi lebih baik lagi daripada tidak mencoba sama sekali.
Jika kita merasa terluka, kecewa, kekurangan jangan jadikan itu sebab untuk kita menjauh dari rasa ikhlas dan selalu bersyukur.
Ada pepatah mengatakan banyak belum tentu cukup dan sedikit belum tentu kurang. Semua itu tergantung bagaimana cara kita untuk bersyukur dan menyesuaikan dengan keadaan kita.