Story  

Corona Mengembalikan Siskamling

Ilustrasi: Youtube

Aku ingin bercerita barang sebentar. Ini tentang apa yang akhir-akhir ini terjadi di kampung-kampung.

Semalam aku dapat jadwal ronda malam di kampungku di Kediri. Entah sudah berapa lama aku tidak melihat kegiatan yang dulu sering dikenal dengan SISKAMLING (Sistem Keamanan Lingkungan) ini , karena memang kegiatan ini sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat kita.

Dulu, di kampung-kampung, setiap malam sejumlah lelaki melakukan ronda malam, memastikan tak ada maling atau hal-hal yang membahayakan keselamatan warga. Mereka memukul kentongan tiap satu jam sebagai pertanda bahwa kampung itu masih ada kehidupan dan tidak semua orang tidur dan terlena.

Terakhir yang saya ingat, saya ikut dalam kegiatan siskamling waktu ada isu ”Ninja” pada tahun 1998 di kampung halamanku di Bojonegoro. Dan setelah isu Ninja hilang, hilang pula aktifitas siskamling yang sebenarnya sangat bermanfaat untuk menjaga keamanan dan kepedulian terhadap lingkungan itu.

Baca Juga:  Ini Protokol Kegiatan Keagamaan dan Hajatan Sesuai Keputusan Menteri Desa

Dan sekarang Sistem Keamanan yang dulu populer itu hidup kembali dan menjadi populer lagi. Bahkan di beberapa tempat, mereka menerapkan protokol keamanan dengan level sangat tinggi. Seperti ketika kita mau menemui pejabat penting yang harus melewati pemeriksaan X-ray. Pokoknya keamanan level dewalah.

Pertanyaannya kemudian, kenapa dan apa yang terjadi kok siskamling jadi populer lagi? Mungkin ini hikmah terbaik yang bisa kita petik dari adanya wabah yang sedang melanda dunia saat ini. Ya, corona atau yang biasa disebut covid-19 (Corona Virus and Disease), sebuah virus pandemi yang pertama kali muncul di Wuhan China bulan Desember 2019 lalu. Virus ini telah membunuh ribuan orang dan menimbulkan banyak dampak.

Baca Juga:  Kopyah Kaji Rohmadi

Corona telah mengingatkan kita sebagai manusia yang sudah melupakan banyak hal yang penting dalam kehidupan ini. Dan salah satu contohnya adalah siskamling atau ronda. Ada banyak sisi positif dari aktivitas ronda. Ronda menjadi sarana untuk menjaga hubungan antar warga, meningkatkan solidaritas, dan tentu saja menjaga keamanan lingkungan. Tapi, ronda sebagai garda terdepan pengamanan lingkungan mulai ditinggalkan warga.

Padahal kejahatan tak pernah mereda dan tidak boleh diberi kesempatan atau peluang. Kini warga lebih memilih membangun portal ketimbang gardu dan mengeluarkan kocek untuk membayar hansip ketimbang bergantian ronda.

Baca Juga:  Pertamina Desa Wisata, Implementasi SDGs untuk Mendorong Perekonomian

Dan, wabah ini mengingatkan kita akan pentingnya Guyup Rukun sesama warga yang selama ini sudah mulai terkikis oleh sikap-sikap individualis dan materialistis. Semoga kita bisa memetik pelajaran berharga bahwa kebersamaan itu penting ada selamanya dan bukan sebuah reaksi dari suatu kondisi atau situasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *