Tentang teriak-teriak pemilu curang, tahukah anda dari mana datangnya? Dari Trump. Donald Trump. Trump, jauh hari sebelum bahkan hingga setelah coblosan, selalu teriak pemilu curang. Jumlah suara hantu yang dia klaim merugikan dirinya tidak tanggung-tanggung. jutaan suara!
Itu bisa anda lacak dari semua cuitan-cuitan dia sebelum dan sesudah coblosan di amerika 2016 lalu. Saya cuplikkan di sini skrinsut dua di antaranya.
Setelah menang pilpres, Trump membentuk badan namanya Komisi Penasihat Presiden untuk pemilu bersih. Dipimpin wapresnya sendiri. Baru 8 bulan bekerja, komisi ini dia bubarkan. Kalau dibikin kemudian dibubarkan begitu saja, kenapa komisi ini dibentuk? Tak lain hanya akal-akalan untuk melegitimasi narasi kecurangan yg sudah dia tudingkan berkali-kali sebelum pemilu. Juga untuk melegitimasi narasi bahwa dia tidak cuma menang electoral vote, tetapi juga popular vote, di mana sebenarnya dia kalah 2,8 juta suara dari kompetitor.
Belakangan, hasil investigasi komisi, menunjukkan kalau tuduhan Trump soal kecurangan sama sekali tidak terbukti. Lucu bukan.
Tidak cuma hasil investigasi komisi bentukan sendiri yang membantah Trump, anda bisa googling semua hasil cek fakta tentang kecurangan yang dituduhkan Trump. Pakai saja kata kunci: election fraud trump fact checking. Hasilnya tak ada cek fakta yang membenarkan Trump. Kalaupun ada, angkanya tidak akan sampai jutaan suara yang berpotensi mengubah hasil pemilu.
Sekarang geser ke sini, Indonesia. Kecurangan macam apa yang bisa memengaruhi jutaan suara? Di era keterbukaan sekarang ini, kecurangan sedikit saja bakal ketahuan. Sekarang bukan zaman di mana moncong bedil bisa mengubah pilihan politik orang secara massal. Di sini juga bukan Thailand, yang baru saja pemilu, dan partai bentukan tentara tiba-tiba menang.
Upshot? Kita tidak menafikan kecurangan itu ada. Tapi sulit menjelaskan kecurangan masif dengan skala jutaan suara yang bisa overturn hasil pemilu. Logika awam sudah bisa memahami kecurangan masif itu ilusi semata. Sengaja dihembuskan terus menerus dengan tujuan, anda tahu sendirilah.
Nah, cukup sudah cerita soal pemilu curang. Kali ini cerita tentang saya dan Trump. Dulu saya kagum dengan Trump. Waktu jalan-jalan di Hollywood Walk of Fame, tadinya saya berminat memfoto kaki/sepatu saya dengan penanda Mel Gibson, aktor idola saya. Diawali nonton filmnya berduet Goldie Hawn, judulnya Bird on a Wire jaman masih SMP, saya kemudian selalu nonton film-film Mel Gibson. anda tahu yg paling terkenal: Braveheart.
Pada mulanya saya mencari-cari penanda Mel Gibson di trotoar masyur itu. Sudah ketemu. entah kenapa, saya berkeputusan hanya memotret kaki saya dengan tanda bintang Trump. Dan itu satu-satunya foto kaki saya di Hollywood Walk of Fame: foto bareng tanda star dari Donald Trump! Sialan, si Trump ini kini sungguh bikin repot dunia.
Sekarang pastinya saya sudah tidak kagum lagi dengan Trump. Tentang tanda star si Trump di foto itu, kabar terakhir berkali-kali jadi korban vandalisme sejak dia selalu bikin geger. Saya cuplikkan di sini salah satu tulisan vandal itu: F—k Trump 4 Ever.