Dunia Sophie Episode Democritus; Teori Atom & Penutup Filsafat Alam Yunani

Sumber; Pixabay.com

Sophie semakin dibikin penasaran oleh sang pengirim surat misterius. Hingga dia menyusun strategi untuk melakukan pengintaian. Pengintaian dilakukan untuk menjawab penasaran, serta tak ingin kecolongan ibunya. Kemarin, ibu Sophie sempat mengambil surat yang ada di dalam kotak surat. Ibunya curiga, lantaran ada surat tanpa perangko dan tak beralamat. Hingga ibunya bergurau kepada Sophie “Surat Cinta”. Bagi Sophie, hal ini sangat memalukan dan tak ingin kecolongan lagi.

Tak mungkin ada sesuatu yang muncul dari ketiadaan. Pikirnya, tak mungkin amplop-amplop putih itu muncul dari udara begitu saja. Akhirnya, Sophie membuka surat yang selanjutnya. Menurut Sophie, isi surat ini lebih konyol dari sebelumnya. Dia tersentak mendapat pertanyaan “mengapa Lego merupakan permainan paling cerdik di dunia?”. Baginya Lego merupakan sebuah mainan yang berbentuk balok kecil terbuat dari plastik. Dengan mainan ini, seseorang dapat menyusun berbagai bentuk benda.

Namun, mainan Lego lebih banyak dibuat mainan oleh anak-anak. Lantas apa kaitannya lego dengan Filsafat?. Sudah lama Sophie tak menyentuh mainan itu lagi. Kini dia harus bersentuhan dengan mainan itu lagi. Beragam bentuk telah disusunnya, sedikit demi sedikit dia mulai memahami maksud sang Filosof. Meski Lego memiliki bentuk yang berbeda-beda, tetapi mudah disusun dalam berbagai bentuk. Setelah dipisahkan, mainan Lego dapat dibentuk ulang dalam bentuk yang baru.

Sophie pun mengakui, bahwa Lego merupakan mainan paling cerdik di dunia. Dia bertanya-tanya dalam hati “mengapa orang-orang akan berhenti memainkannya ketika mereka semakin dewasa?”. Tak selang berapa lama ibunya tiba. Lalu mengatakan “Aku senang sekali kamu belum terlalu besar untuk bermain”. Dengan nada tinggi Sophie menjawab “Aku tidak sedang bermain, Aku sedang mengerjakan eksperimen Filsafat yang sangat rumit”. Tak banyak kata, mendengar pernyataan itu, ibunya hanya mengeluh.

Baca Juga:  Membaca Dunia Sophie Episode Taman Firdaus; Berfilsafat Sejak Usia Belasan Tahun

Penjelasan Tentang Teori Atom

Sophie mulai dikenalkan dengan seorang folosof alam besar yang terakhir. Namanya Democritus, diperkirakan masa hidupnya tahun 460-370 SM. Berasal dari kota kecil Abdera di pantai utara Aegea. Sophie telah berhasil bermain Lego dengan baik, maka tidak kesulitan mengikuti pemikiran filosof ini. Sebelumnya, ia sepakat dengan para pendahulu bahwa alam ini tidaklah berubah. Democritus menganggap segala sesuatu diciptakan dari balok-balok kecil yang tidak terlihat.

Sesuatu yang berbentuk balok tersebut tak dapat hancur. Democritus menyebutnya dengan istilah atom. Ngomong-ngomong apa sih itu atom?. Menurut bahasa, a-tom memiliki makna “tak dapat dipotong”. Atom menurut Democritus adalah bahan pokok yang segala sesuatu di muka bumi. Saking kecilnya, maka tak dapat lagi dibagi menjadi beberapa bagian dan tak terlihat. Jika atom dapat dibagi menjadi beberapa bagian, maka bumi ini layaknya sup yang terlalu banyak airnya. Baginya atom memiliki sifat yang kekal dan memiliki jumlah yang tidak terbatas.

Selain itu atom juga memiliki bentuk yang berbeda-beda. Menurutnya, ada yang mulus, bergerigi, bulat, dan lain sebagainya. Justru berkat perbedaan inilah, atom dapat menyatu dan membentuk sesuatu. Jika ada binatang dan tumbuhan yang mati, maka atomnya akan terurai. Dan akan membentuk sesuatu yang baru lagi. Mereka akan mengudara ke langit dan dapat menyatu karena memiliki mata kait. Dengan kait ini, atom dapat menguatkan satu sama lain dan membentuk sesuatu.

Baca Juga:  Membaca Post Rock dan Post Modernism di Warung Kopi

Democritus seorang materialis

Teori atom yang dijelaskan Democritus ada benarnya juga. Meski di era modern ini, para ilmuan telah menemukan partikel yang lebih kecil dari atom (proton, neutron, elektron). Para ahli fisika telah bersepakat, batasan itu ada. Menariknya alat yang digunakan Democritus tidak secanggih teknologi para ilmuan saat ini. Satu-satunya alat yang digunakannya ialah akal. Memeras otak sekeras mungkin hingga dapat menemukan teori atom.

Maka tidak ada sesuatu yang dapat berubah. Dan tidak ada satupun sesuatu yang diciptakan dari ketiadaan. Menurutnya, alam sudah pasti terdiri dari balok kecil tak terlihat yaitu atom. Democritus tak percaya dengan kekuatan dan jiwa. Keduanya tak memiliki kaitan dengan proses perubahan alam, yang ada hanyalah atom dan ruang hampa. Dirinya hanya percaya pada benda-benda material saja.

Menurut Democritus proses terjadinya alam itu terjadi secara mekanis tanpa desain. Meski mekanis, namun bukan berarti terjadi secara acak. Setiap benda yang terbentuk mempunyai penyebab alamiah yang terdapat dalam benda itu sendiri. Ketika seseorang dapat melihat bulan, itu disebabkan atom-atom bulan sedang menyusupi mata manusia. Sebab baginya segala sesuatu itu terbentuk dari atom.

Jiwa menurut pandangan Democritus

Jiwa manusia tiada yang kekal menurut Democritus. Menurutnya, jiwa terdiri dari atom-atom jiwa yang halus dan bulat. Democritus menggambarkan orang yang meninggal, maka jiwanya akan terbang mengudara. Atom jiwa ini, nantinya akan membentuk jiwa yang baru. Democritus juga berpendapat, jiwa berkaitan dengan otak. Jadi ketika otak manusia dihancurkan, maka tiada kesadaran bagi manusia.

Baca Juga:  Dunia Sophie Episode Takdir; Seni Melogikakan Takdir

Kecerdikan akal Democritus yang menemukan teori atom menjadi penutup filasafat alam pada saat itu. Sekaligus menjadi jawaban pertentangan antara Heraclitus dan Parmenides. Kini bahan dasar dari segala sesuatu telah terjawab yaitu atom. Proses perubahan alam juga ada, sebab segala sesuatu itu mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun di balik perubahan segala sesuatu ada bahan dasar atom yang bersifat kekal.

Itulah cara Democritus menemukan jawaban dari perdebatan sengit para pendahulunya. Democritus telah bekerja keras menggunakan akal sehatnya. Perdebatan para pendahulu tentang bahan dasar dan perubahan kini telah terpecahkan. Ingat, jika para ilmuan kini telah banyak dibantu dengan kecanggihan teknologi. Tapi tidak bagi Democritus, satu-satunya alat yang digunakan hanyalah “Akal Sehat”.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *