Story  

Euforia Bulutangkis Indonesia dari Sebuah Pos Ronda

foto: istimewa

Malam itu Minggu (18/6), sebuah kampung yang berdampingan dengan “Gunung Lumpur Lapindo” tepatnya di Desa Magersari, Kedungcangkring, Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur terlihat ramai dengan kerumunan warga. Di depan sebuah pos ronda yang berukuran 3 x 3 meter dengan bangunan dari kayu terlihat puluhan masyarakat yang masih menggunakan sarung dan kopiah duduk tegang dan berteriak penuh semangat untuk memberikan dukungan terhadap pebulutangkis Indonesia Tantowi Ahmad dan Liliyana Natsir yang bertanding melawan pebulutangkis nomor satu dunia, Zheng Siwei/Chen Qingchen (China) di ajang Indonesia Open 2017.

Di balik kerumunan warga dan pekikan semangat tersebut ternyata ada sosok Menpora Imam Nahrawi yang dengan sederhana menggunakan baju koko warna biru, sarung dan kopiah hitam yang ikut duduk bersama warga di pos untuk ikut menyaksikan pertandingan. “Wahh seru ini pertandingan, semoga ini menjadi kemenangan untuk bulutangkis Indonesia,” katanya sambil terlihat tegang larut dalam suasana pertandingan.

Ketegangan memang terlihat dari wajah Menpora, saya yang ikut berada dalam kerumunan warga tersebut melihat mulut menteri asal Bangkalan, Madura Jawa Timur tersebut bergerak membaca doa dengan suara rendah sambil menyaksikan pertandingan Owi/Butet dari sebuah layar televisi cembung model lama yang menjadi penghuni pos ronda tersebut. Bahkan ketika Owi gagal mengalirkan smash ke lawannya, Menpora langsung mengangkat kopiahnya sebagai bentuk kekecewaannya. Begitu sebaliknya, ketika pasangan penyumbang medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu berhasil menambah poin, Menpora penuh semangat memberikan tepuk tangan.

Hampir kurang lebih 45 menit, Menpora dan warga yang di depan pos ronda ikut larut dalam tegangnya pertandingan. Smash Liliyana Natsir akhirnya mewujudkan kemenangan Indonesia sekaligus mengakhiri puasa juara. Owi/Butet berhasil mengalahkan ganda campuran nomor satu dunia, Zheng Siwei/Chen Qingchen (China) melalui pertarungan ketat dua game langsung, 22-20, 21-15. Menpora langsung sujud syukur sebagai bentuk eforia merayakan kemenangan Owi/Butet sebagai satu-satunya wakil Indonesia dan tuan rumah di Indonesia Open tahun ini.

Baca Juga:  Ramadhan dan Tahun-tahun Penuh Ketakutan
foto: istimewa

Selain Menpora, kemenangan Owi/Butet juga disambut teriakan oleh warga, sebagian mereka langsung beranjak dari kursi plastik tempat duduk dan mengucapkan “Mantaap, iki baru pemain top, meski loro tapi isok main apik karo semangat gawe Indonesia,” ujar salah satu warga dengan bahasa Jawa yang artinya dalam bahasa Indonesia “Mantaap, ini baru pemain top, meski sakit namun bisa bermain bagus dan semangat untuk Indonesia,”.

Kalimat penuh semangat dan ucapan selamat pun dilontarkan Menpora. “Saya minta maaf tidak bisa datang ke Jakarta dan menyaksikan langsung pertandingan mereka. Tapi saya bersama warga dan teman-teman di pos ronda ini tadi ikut menyaksikan perjuangan mereka. Dan saya ucapkan selamat untuk bulutangkis Indonesia,” ujar Menpora.

Baca Juga:  Tunggal Putra Paceklik Gelar All England 25 Tahun, Ini Saran Untuk Jonatan dkk

Kerinduan masyarakat terhadap prestasi olahraga Indonesia, khususnya Bulutangkis ternyata cukup tinggi. Masyarakat seolah-olah merindukan semangat kebangkitan bulutangkis Indonesia seperti di era Susi Susanti, Alan Budikusumah ataupun Taufik Hidayat dkk. Menyuntikkan semangat itu bisa darimana saja, tidak harus datang dan turun ke lapangan. Melalui doa dari pinggir lapangan atau dari pos ronda, Insyallah bisa di ijabah. Eforia bisa datang darimana dan kapan saja, yang penting semangat Bulutangkis Indonesia untuk bangkit harus dijaga.

_____________

*) Penulis setiap hari menulis untuk kemenpora.go.id, tinggal di Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *