Sobat Ambyar, sebuah film persembahan untuk The Godfather of Broken Heart, Didi Kempot. Kejelian dalam memilih pemain, tata artistik, pemilihan lagu, dan pengaturan porsi drama sampai komedi menjadikan film ini sukses meng-ambyar-kan hati penonton.
Dalam kehidupan pasti selalu ada ‘yang pertama’ dalam segala sesuatu, termasuk dalam urusan jatuh cinta. Ya kan? Dan Jatmiko (Bhisma Mulia) dalam kisah Sobat Ambyar ini adalah pemain pemula dalam masalah cinta.
Awal Kisah Cinta pada Pandangan Pertama
Pada hari itu, Jatmiko dan Kopet (Erick Estrada) berencana menutup kedai kopi La Vittoria yang sepi. Kemudian, ada cewek ayu yang bernama Saras (Denira Wiraguna) datang memesan kopi atas nama Bangsa Indonesia. Inilah awal kisah cinta pada pandangan pertama.
Jatmiko yang pemalu akhirnya berkenalan setelah membantu Saras kabur dari kejaran Anton (Emil Kusumo) dan Tomi (Dede Satri). Atas nama cinta pula, ia membantu Saras mengerjakan skripsi produk, dengan meneliti biji kopi warisan orangtua Jatmiko.
Saras lulus, lalu pulang ke Surabaya selama dua minggu. Yang bikin Jatmiko gelisah, pesan WhatsApp-nya yang sudah contreng biru tak kunjung dijawab. Tak kuat menanggung rindu, ia nekat menyusul Saras ke Surabaya membawa boneka beruang raksasa dan kue tar.
Maksud hati bikin kejutan, yang terkejut justru Jatmiko. Pasalnya, Saras punya gandengan baru, atasannya sendiri, Abdul (Rezca Syam). Berangkat bareng rindu, pulang berkawan nelangsa. Jatmiko lupa, siap jatuh cinta berarti siap patah hati.
Lima Lagu Ambyar dari Didi Kempot
Sobat Ambyar terasa segar berkat banyak faktor. Pertama, keberanian memilih pemain baru. Bhisma Mulia selama ini lebih dikenal lewat FTV.
Selanjutnya, begitu banyak lagu patah hati karya Sang Maestro Didi Kempot. Mustahil memasukkan semua lagu sang maestro. Karenanya, Charles dan Bagus memilih 5 lagu populer untuk mewakili hati yang patah.
Keberanian memalingkan muka dari “Sewu Kutha” dan “Stasiun Balapan” patut diacungi jempol. Mereka tahu persis lagu apa yang dibutuhkan untuk menjadi nyawa film.
Kopet Sang Motivator
Erick dan Mo Sidik (sebagai Pak Faris) adalah sumber tawa. Penempatan mereka di dunia Jatmiko bukan tanpa risiko. Kebanyakan porsi, akan melunturkan hawa patah hati. Terlalu sedikit, membuat film jadi kurang hidup.
Kehadiran Kopet bukan pemanis atau pelengkap penderitaan saja. Ia salah satu faktor yang membuat Jatmiko hidup. Kopet adalah motivator sekaligus “rem injak” yang menghentikan Jatmiko saat kebablasan.
Saat jatuh cinta, jangan berikan hati seluruhnya. “Kowe bar kemalingan, Jat. Terus saiki kowe menehi obor nyang maling kuwi dinggo ngobong omahmu,” Kopet mengingatkan.
Bukan Sekadar Kisah Cinta-cintaan
Sobat Ambyar disiapkan dengan detail. Satu detail yang membuat hati kita menghangat ada dalam adegan Jatmiko minta maaf pada Anjani (Sisca JKT48). Keduanya saling peluk dan bertangis-tangisan. Lalu mata kamera melebarkan sudut pandang. Tampaklah foto almarhum ayah-ibu mereka seolah menatap Jatmiko dan Anjani yang berdamai.
Dari sini, kita melihat Sobat Ambyar bukan sekadar cinta-cintaan. Ia sejatinya film keluarga. Saat masalah membelit, acapkali solusinya sebenarnya ada di rumah. Hanya, kita yang kurang teliti mencari. Bukan berarti film ini tanpa kelemahan mengingat tak ada film yang sempurna di muka bumi. Detail kosakata, seperti biasa menjadi problem film Indonesia berbasis daerah.
Saras Memberi Isyarat
Di awal film, Sisca JKT48 tampak meraba-raba logat Jawa yang pas dan baru ketemu di pertengahan. Agak deg-degan mendengar kata sak juto, mengingat orang Solo biasanya menyebut sakyuto.
Sobat Ambyar bukan kisah cinta biasa. Ia menjelma drama keluarga dengan penokohan lebih dalam. Jatmiko jelas pemula dalam permainan cinta. Padahal, Saras sejak awal sudah menabur petunjuk.
Saras kehilangan sosok ayah. Maka yang dicarinya adalah pria mapan yang mengayomi lahir dan batinya. Maka, ia ogah menjadi “suster” saat pacarnya sakit. Maka, ia jatuh cinta hanya kepada orang yang selalu ada saat ia butuh.
Informasi Tentang Film
Sutradara
Charles Gozali
Bagus Bramanti
Produser
Linda Gozali
Penulis skenario
Bagus Bramanti
Gea Rexy
Pemeran
Bhisma Mulia
Denira Wiraguna
Sisca JKT 48
Asri Welas
Erick Estrada
Mo Sidik
Didi Kempot
Penata musik
Nanin Wardhani
Sinematografer
Hani Pradigya
Perusahaan Produksi
Magma Entertainment
Ideosource Entertaiment
Paragon Pictures
Rapi Films
Distributor
Netflix
Tanggal rilis
14 Januari 2021 (Indonesia)
Durasi
1 Jam 41 Menit
Bahasa
Indonesia
Jawa