“Hidup di Indonesia ini seperti hidup di pasar malam. Ada sandiwara ada sirkus. Sirkus politik. Ada dagelan dan segala macam. Ini menarik. Hidup sekarang ini seperti dagelan. Meski dagelan ini terkadang menyedihkan. Banyak kejadian yang bikin saya terpanggil dan selalu ingin berkomentar.”
Begitulah jawaban GM Sudarta saat ditanya Bentara Budaya Jakarta (BBJ) 9 Mei 2017 sebagaimana diunggah di channel Youtube milik BBJ. Saat itu, GM menggelar pameran 50 Tahun Kesaksian Oom Pasikom.
Pada pameran serupa digelar di Bentara Budaya Yogyakarta, saya sempat datang dan mendengarkan pidatonya. Pameran dibuka oleh Romo Shindunata. Saya sempat merekam pidato beliau, namun sayang hape saya terlalu jadul waktu itu sehingga tetap saja tak terdengar dengan baik. Beruntung saya menemukan wawancara di sejumlah chanel Youtube.
Sebagai kartunis yang menciptakan tokoh ‘Oom Pasikom’ yang tampil di Harian Kompas, GM selalu kritis dengan lingkungan sekitar. Baginya membuat kartun bukan sekadar menggambar, melainkan menyuarakan kritik sosial untuk ikut membawa perubahan ke arah lebih baik. “Kartun itu misinya kebaikan,” katanya.
Dalam wawancara di BBJ, GM menuturkan Indonesia ini begitu lucu sekaligus menyedihkan. Dan itulah yang membuatnya selalu ingin berkomentar lewat kartun. Ia mencontohkan ada orang yang bisa menggandakan uang secara gaib dan seorang doktor bisa percaya. Lucu. Banyak koruptor yang disumpah mati berdiri, siap digantung di Monas, dan lainnya. Itulah hal-hal ironis yang mengiringi perjalanan Indonesia. “Kalau Indonesia makmur sejahtera, mungkin kartunis sudah tidak ada,” katanya lebih lanjut.
Sebesar apapun semangat GM untuk terus berkarya, tentu tak bisa lepas dari batas yang dibuat oleh Yang Maha Kuasa. Pada 30 Juni 2018, GM meninggal dunia. Harian Kompas menulis di akun Twitter terkait meninggalnya sang kartunis.
Telah meninggal dunia karikaturis Gerardus Mayela Sudarta (GM Sudarta), Sabtu (30/6/2018) pukul 8.25 WIB. GM Sudarta dikenal melalui karyanya, tokoh Oom Pasikom, yang menghiasi harian Kompas sejak tahun 1967, #RIP #OomPasikom pic.twitter.com/xBQHsKWXcB
— Harian Kompas (@hariankompas) June 30, 2018
GM Sudarta lahir di Klaten, Jawa Tengah pada 20 September 1945. Menyelesaikan studi di ASRI, Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta pada tahun 1965-1967. Pada tahun 1967 bergabung dengan Harian Kompas dan menciptakan tokoh kartun Oom Pasikom. Banyak sekali penghargaan yang diperoleh, di antaranya Hadiah Kalam Kencana dari Dewan Pers Indonesia, 1977. Hadiah Jurnalistik Adinegoro tahun1982 , Gold Prize Toyo No Kai Award, Tokyo, Jepang, 2004, serta seabrek penghargaan internasional lainnya.
GM Sudarta memang telah tiada, namun beliau akan selalu ada dalam Oom Pasikom dan dalam semangat mendorong perubahan di Indonesia.