Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian di desa Pajeng kecamatan Gondang kabupaten Bojonegoro. Setelah dipanen warga biasanya menjual jagung dalam bentuk jagung kupas atau berupa biji-bijian yang telah dipipil.
Sementara limbah kulit jagung atau klobot di desa tersebut berlimpah dan kurang dimanfaatkan warga. Klobot itu akhirnya banyak bertumpuk di sepanjang jalan bahkan berserakan di pinggir-pinggir sungai. Hal ini mendorong mahasiswa Kuliah Kerja Nyata(KKN) Kelompok 13 Unugiri memberikan pelatihan pemanfaatan klobot menjadi sesuatu yang berguna. Yakni buket dari klobot. Pelatihan tersebut diselenggarakan pada Sabtu, 19 Agustus 2023 bersama ibu-ibu PKK yang bertempat di kantor PKK desa Pajeng.
Ahmad Khozainul Munajat selaku ketua KKN Kelompok 13 dalam sambutannya mengatakan, pelatihan ini semoga bermanfaat bagi masyarakat. Sekaligus nantinya bisa berkelanjutan menjadi salah satu produk unggulan UMKM desa Pajeng.
“Pemanfaatan limbah kulit jagung atau klobot menjadi buket semoga bisa menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai jual,” ucapnya.
Zainul menambahkan, ia berharap ke depannya buket klobot juga bisa menjadi salah satu produk unggulan UMKM desa Pajeng agar mampu menciptakan kemandirian warga lewat pemanfaatan potensi lokal yang ada.
Mamlu’atul Mahmudah mahasiswa yang menjadi narasumber pelatihan tersebut menjelaskan, sebenarnya cukup mudah mengubah klobot menjadi buket. Tidak perlu alat dan bahan yang sulit dalam pembuatannya. Hanya saja perlu ketelatenan dan kesabaran dalam proses mengubah Klobot menjadi buket ini. Pertama kulit jagung dipilah-pilah kemudian dicuci bersih. Kedua, klobot yang sudah dibersihkan diberikan pewarna tekstil agar lebih menarik.
Setelah itu baru dikeringkan. Jika sudah kering dipotong menjadi kelopak-kelopak bunga dan dirangkai menjadi bentuk bunga menggunakan lem lilin. Baru setelah itu bisa disusun rapi menjadi buket.
“Untuk batang bunganya bisa menggunakan kawat bendrat agar mudah ditekuk. Jangan lupa kawatnya dibalut dengan kulit jagung,” terangnya.
Ketua PKK desa Pajeng, ibu Siti Suhartini mengapresiasi pelatihan yang diadakan mahasiswa Unugiri tersebut. Istri kepala desa itu pun mendorong agar kader-kader PKKnya mengikuti dengan sungguh acara itu dan nantinya bisa benar-benar dipraktekkan setelah pelatihan usai.
“Cocok sekali pelatihan ini, apalagi sekarang lagi trend-trendnya buket. Kalau musimnya perpisahan dari mulai TK sampai kuliah sekarang diberikan hadiah buket. Selama ini kami memang resah dan bingung klobot-klobot ini digunakan untuk apa? Cuma mengotori desa,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan oleh Ernawati, warga dukuh Bulu Njiwo RT 27 RW 06 desa pajeng yang menjadi salah satu peserta pelatihan buket dari klobot tersebut. Dirinya tak pernah menyangka jika limbah kulit jagung yang biasanya cuma diberikan hewan ternak, ternyata bisa dijadikan bunga-bunga klobot disusun cantik menjadi buket.
“Senang sekali dan terima kasih sudah diberikan pelatihan ini. Sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan baru saya tentang pemanfaatan klobot. Kebetulan di rumah saya ada banyak. Biasanya cuma buat makan sapi tok. Atau kadang saya bakar. Setelah ini akan saya buat buket untuk suami saya dan bisa saya jual,” ucapnya sembari tertawa riang. Terlihat antusias sekali ia mengikuti acara pembuatan buket klobot ini.
Acara tersebut berjalan dengan lancar dan dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak Miftahul Mufid, 23 ibu PKK serta 16 anggota kelompok 13 desa Pajeng.