Kebahagiaan manusia dicapai ketika ia mengenal Tuhan, kemudian menaati-Nya dengan mengerjakan apa yang diperintahkan, baik dalam kesendirian maupun di tengah keramaian, dan meninggalkan segala yang dilarang berupa kekafiran, kefasikan, dan kemaksiatan, baik yang berhubungan dengan hati maupun badan.
Begitulah Syekh Izzuddin bin Abdussalam menyampaikan dalam mukadimah Kitab Syajaratul Ma’arif.
Bagi saya ini makjleb…
Ada resep bahagia yang disampaikan guru saya, ustadz Toha Abrori di Kajian SAMAWA beberapa bulan lalu, untuk bahagia tidak perlu bersyarat. Jika bersyarat maka kebahagiaan sulit kita dapatkan, sebab ketika syarat itu sudah tercapai akan muncul syarat lain, dan lain, dan lain, dan tidak akan pernah selesai.
Kita hanya butuh memencet tombol kebahagiaan itu. Tombol-tombol kebahagiaannya ada pada Al Qur’an. Supaya tahu tombol mana yg dipencet maka kita butuh untuk belajar alias #NgajiLagi.
Mengapa Ngaji menjadi pilihan, sebab #Ngaji (Kajian) adalah cara untuk mengenal dzat dan sifat Allah, dan ini adalah amal yang paling utama itu juga yang dijelaskan Syekh Izzuddin. Untuk itu, kita butuh Mendidik anak-anak sejak dalam kandungan, sehingga menjadi generasi yang berdaya dalam kembang peradaban Islam, generasi yang akan melanjutkan sujud kita, ibadah kita.
Ketika hamil, melahirkan dan menyusui, anak-anak memiliki hak untuk dicukupi nutrisi jasmani dan rohani. Nutrisi spiritual dari Keluraga dan lingkungannya. Bayi-bayi dalam kandungan butuh mendapatkan stimulasi spiritual untuk pertumbuhan mentalnya supaya dekat dengan Allah. Dan Islam memiliki nsangat cukup stok keilmuan untuk kebutuhan itu.
Untuk bisa mengakses keilmuan tersebut, maka kita butuh duduk dengan ulama untuk belajar, ngaji (kajian).
Dalam ngaji Gus Baha’, beliau mengantakan, “Nah, kenapa kalo Ngaji saya PD (percaya diri), sebab saya memuji Allah. Saya tidak pernah memikirkan diri saya sendiri, gak penting saya! Yang penting memuji Allah. #Ngaji itu artinya memuji Allah, memuji ilmunya Allah, ya sudah.
Beda kalau kamu berdo’a. Doa itu memikirkan dirimu sendiri. Makanya berdo’a sama ngaji itu derajatnya tinggi ngaji. Karena kalau ngaji itu memuji Allah, kalau berdoa memikirkan dirinya sendiri.”
Maka kita butuh #NgajiLagi sebab #ngaji itu keren.
Sekeren apa? Simak terjemahan hadist shohih berikut:
Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang yang berilmu benar-benar dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan oleh ikan-ikan yang berada di dalam air.”
Sekeren itu Allah memberi fasilitas untuk kita.
Ada banyak forum kajian yang digelar di sekitarmu, yang promo ajakannya semliwer di medsos/Wa. Salah satunya adalah Kajian SAMAWA, KAJIAN Keluraga Sakinah Mawadah wa Rohmah yang membahas khusus bab rumah tangga berdasarkan Al-Qur’an, hadits dan kitab-kitab klasik para salafus Sholih.
Seperti pekan ini, ada Kajian SAMAWA di masjid An-Nur Bojenegoro. Kamu bisa datang bersama pasangan dan anak-anak untuk memuji Allah dan #NgajiLagi (belajar) untuk mengenal dzat dan sifat Allah, supaya anak-anak kita akrab dengan ilmu sejak dini.
https://wa.me/6282131059037
#NgajiLagi #KajianSAMAWA