Delapan belas tahun silam, sekitar tahun 2000an tak asing di telinga kita suara merdu seorang gadis yang anggun melantunkan syair berbahasa Arab dengan fasih. Banyak orang ketika itu, baik dari kalangan santri maupun bukan, tersedot perhatiannya padanya. Ia adalah Sulis yang duet dengan Haddad Alwi. Lagu yang menjadi favorit ketika itu di antaranya ‘ummi'(ibuku) dan ‘ya thaibah'(wahai orang suci: imam Ali). Banyak orang saat itu yang selain suka juga hafal lyric lagu yang berbahasa arab tersebut.
Fenomena seperti di atas kini kembali terulang, Khoirun Nisa atau yang biasa disebut Nisa Sabyan saat ini menjadi salah satu artis ‘sholawat’ papan atas di Tanah Air. Lagu-lagunya yang berbahasa Arab baik sholawatan seperti ‘ya habibal qolbi, Ahmad ya habibi, ya ‘asyiqol musthofa’ maupun lagu religi biasa/pujian ‘ya Maulana, ya Rahman’ atau seruan perdamaian ‘Deen Assalam’ di youtube dibanjiri likers dan telah ditonton oleh ratusan juta kali dalam hanya hitungan hari.
Meski lagu-lagu berbahasa Arab di atas bukan ciptaan Aabyan tapi setelah lagu tersebut dibawakan olehnya lagu tersebut kembali ‘booming’. Deen Assalam misalnya, hanya dalam waktu sebulan Ramadhan, lagu tersebut ditonton oleh jutaan orang, bahkan banyak kalangan dari anak-anak, remaja maupun dewasa pria dan wanita banyak yang hafal lagu ini. Nissa Sabyan dengan lagunya yang berbahasa Arab dapat memberikan nuansa sendiri pada gerak bahasa Arab di Indonesia, dan dapat menjadi motivasi bagi pembelajar Bahasa Arab untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa, terutama bagi seorang guru bahasa Arab yang mengajar di Sekolah Dasar dan Menengah.
Lalu kenapa lagu-lagu berbahasa Arab jadi fenomenal seperti sekarang ini?
Menurut saya ada beberapa sebab kenapa lagu sabyan ini menjadi salah satu lagu yang disukai banyak kalangan khususnya para remaja, khusus lagi remaja relijiyes, di antaranya (1) karena kesukaan orang Indonesia terhadap sholawatan, (2) dibawakan oleh gadis unyu-unyu yang bersuara merdu dipadukan dengan gaya kekinian (3) kegilaan pengguna internet (youtube) yang hobi mengunduh kemudian meng-share di beberapa group wa dan sebagaianya.
Poin terakhir ini sepertinya mendominasi. Nyatanya banyak dari likers lagu tersebut tidak tahu pencipta lagunya (Saif Fadhil) dan yang mempopulerkan pertama kali (Sulaiman Mughni). Kebanyakan dari mereka hanya tahu lagu tersebut dibawakan oleh gadis bersuara merdu dan berisi pesan perdamaian (meski sebenarnya cover lagu yang beredar di youtube banyak terjadi kesalahan penulisan lyric)
Judul lagu Deen Assalam ini berbahasa arab yang artinya agama perdamaian, sesuai dengan lyric nya yang berisi seruan perdamaian, tapi tahukah kalian jika lagu ini banyak dilantunkan dengan ‘lahjah ammiyah’ (ejaan bahasa pasaran) meski ejaan ‘fushah’ (fasih)nya juga lebih banyak. Kalimat dengan lahajat ammiyah dalam lagu tersebut seperti; abmahabbat (aslinya: bi mahabbah), abtahiyyah(bi tahiyyah), ansyuru(unsyuru), dinya(dunya), naskan(naskun), kalla, killa(kulla/kullu).
Beberapa tulisan yang tersebar di beberapa media banyak yang keliru, karena hanya dituliskan sesuai dengan yang didengarkan. Bila lagu tersebut ingin dijadikan media pembelajaran, maka harus dijelaskan kata-kata yang fusha dan ammiyahnya, agar siswa tidak keliru membacanya.
Berikut lyric lagu dengan tulisan fushah:
Kullu hadzihi-l ardlu ma takfi masahah
Lau na’isyu bi la samahah
Wa in ta’ayasyna bi hubb
Lau tadliqu-l ardlu naskun kulla qolb
Bi tahiyyah wa bi salam
Unsyuru ahla-l kalam
Zayyinu-d dunya-h tirom
Bi mahabbatin wa-btisamin
Unsyuru baina-anam
Hadza huwa dinu-s salam..
Jika dalam bahasa Indonesia maknanya:
Seluruh bumi akan terasa sempit,
Manakala kita hidup tanpa sikap toleran,
Namun jika kita hidup dengan cinta,
Meski bumi terasa sempit kita akan bahagia,
Dengan perilaku mulia dan kedamaian,
Tebarkanlah ucapan baik,
Hiasi dunia dengan sikap hormat,
Dengan cinta dan senyuman,
Tebarkanlah kepada banyak manusia,
Inilah agama kedamaian..