Apa yang terjadi di DPRD Kota Malang pasti membuat orang merinding takut. Jika apa yang disangkakan KPK kepada para wakil rakyat ini benar terbukti, betapa brutal dan sadis apa yang mereka lakukan. Korupsi adalah kejahatan luar biasa yang efeknya bisa membunuh banyak orang. Meski tentu saja yang tampak tidak semengerikan pembunuhan atau aksi teoris.
Betapa mengerikan, 41 anggota DPRD Kota Malang ditangkap karena dugaan korupsi dan hanya menyisakan 4 anggota dewan saja. Mereka diduga menerima gratifikasi saat pengesahan APBD 2015. Dalam proses pengesahan itu mereka menerima sejumlah uang antara Rp 12,5 juta hingga Rp 50 juta.
Kenapa pengesahan APBD “mengharuskan” kepala daerah menyuap DPRD? Analisa paling gampang adalah ada kepentingan masing-masing yang coba ditutupi. Dan tentu saja ini tidak sehat, karena APBD adalah uang rakyat, bukan uang yang bisa dengan mudah dimain-mainkan.
Korupsi pengesahan APBD adalah awal dari tidak beresnya pengelolaan uang daerah. Kalau pengesahannya saja sudah ada main-main, bagaimana pelaksanaan APBD tersebut kemudian?
Korupsi memang menjadi masalah besar negara ini. Zumi Zola, Gubernur Jambi yang ganteng dan mantan aktor itu pun tak sanggup menahan diri dari godaan korupsi. Di balik wajahnya yang tampak alim dan polos itu ternyata dia melakukan tindakan mencuri uang rakyat.
Mungkin saja dia tidak merasa telah mencuri, karena kekuasaan dianggap melekat pada dirinya. Dan itulah yang banyak terjadi pada pejabat negara yang menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi.
Ada banyak kasus korupsi yang dilakukan oleh orang-orang yang, kalau kita sekilas melihat, tidak mungkin tega melakukannya. Banyak koruptor di negeri ini sebenarnya mempunyai pengetahuan agama, etika, dan paham disiplin berbagai ilmu. Tapi mereka gagal dalam mengimplementasikan ilmu tersebut dalam kehidupan nyata.
Kasus di Kota Malang adalah alarm untuk kesekian kalinya bahwa negara ini terancam oleh aksi koruptor-koruptor yang seringkali bersikap santun dalam kesehariannya. Negeri kita sedang dijajah oleh para pencuri uang rakyat. Hal ini menjadi bencana nasional yang juga patut dicarikan solusi. Kita terlalu sibuk dengan Pilpres 2019, saling berebut kuasa.
Bahkan untuk kepentingan Pilpres ini, banyak orang saling caci, saling membenci, sama-sama mengklaim paling hebat, dan lain sebagainya. Padahal, ada musuh bersama yang sama-sama harus diperangi, yakni korupsi.
Sudah seharusnya kita menyadari bahwa musuh besar kita adalah korupsi. Namun kenapa masih berkutat pada aksi saling membenci dan mencaci maki. Lihat saja media sosial kita dipenuhi oleh sumpah serapah, produksi hoax demi memuluskan kepentingan, dan aksi-aksi tak terpuji lainnya. Padahal, kita perlu bergandeng tangan memerangi musuh bersama bernama korupsi.
Ya KORUPSI. Karena korupsi adalah bencana nasional yang perlu mendapat penanganan serius.
Masa depan negeri ini salah satunya ditentukan oleh pemberantasan korupsi.