Identitas Buku
Judul: Madiun dalam Kemelut Sejarah; Priyayi dan Petani di Karesidenan Madiun Abad XIX
Penulis: Ong Hok Ham
Penerbit: KPG
Cetakan: November 2018
Tebal: 374 halaman
Sinopsis Madiun dalam Kemelut Sejarah
LEWAT buku ini sejarawan Ong Hok Ham menyadarkan kita bahwa Madiun memiliki sejarah yang panjang. Maka betapa salah jika ingatan atas wilayah ini hanya terpatri pada sejarah pemberontakan PKI 1948.
Pada era Perang Giyanti (1746-1755), misalnya, Madiun memberikan dukungan yang amat penting bagi Sultan Mangkubumi (bertakhta 1749-1792). Dukungan ini berasal dari sosok Kiai Tumenggung Wirosentiko (sekitar 1720-1784), gegedug (jawara) Sukowati, yang menjadi panglima setia Mangkubumi selama perang. Pasca-berdirinya Yogyakarta, sang jawara Sukowati diangkat sebagai Bupati Wedana Madiun dengan gelar Raden Ronggo Prawirodirjo I (menjabat 1760-1784) dan diberi janji bahwa Sultan akan menyayangi keturunannya selamanya.
Bahkan pada masa Mataram akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, Madiun telah menjadi pusat pemerintahan alternatif. Bupati dari Mancanegara Timur ini—istilah bagi daerah di luar Yogyakarta dan Surakarta—bisa bertindak sebagai raja kecil di wilayahnya. Sulitnya medan yang ditempuh antara Yogyakarta dan Madiun memberi semacam perasaan bebas merdeka pada para bupati kawasan timur.
Buku ini juga menguraikan peran para bupati Mancanegara Timur—terutama di Madiun—dalam relasinya dengan penguasa kolonial Belanda terkait gerakan sosial dan keagamaan yang bersifat politis. Tak diragukan lagi, buku ini memberi sumbangan penting bagi historiogra di Indonesia.
Daftar Isi
Bab 1 Masyarakat Tradisional
Bab 2 Karesidenan Madiun Awal Terbentuk dan Perkembangannya 1830-1870
Bab 3 Perubahan di Desa Abad Ke-19
Bab 4 Perlawanan Petani
Bab 5 Para Bupati 1870-1900
Kesimpulan: Keberlanjutan dan PErubahan