Kita seringkali mendengar atau bahkan melakukan curhat. Curhat, dalam KBBI diartikan sebagai menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi pada orang terdekat.
Jika mengikuti definisi ini, maka kriteria ‘curhat’ ada dua, terhadap sesuatu yang bersifat privat dan disampaikan pada orang terdekat. Kenapa kepada yang terdekat? mungkin maksudnya agar lebih aman dan yang dicurhati terpercaya tidak ‘ember’ atau suka bocorin rahasia.
Tapi, apakah kenyataannya demikian? Tidak ada yang bisa menjamin. Banyak bukti, urusan privasi yang diceritakan pada orang lain justru menuai masalah. Meski keluarga atau teman dekat, tetep saja tidak bisa terjamin keamanannya.
Lebih mirisnya lagi di era sosial media, curhatan yang bersifat privasi pun ‘nongol’ di beranda FB, insta-story, atau story WhatsApp. Saya tidak tahu apakah setelah menulis curhatan di berbagai platform tersebut, semakin ‘plong’ atau malah semakin ‘ruwet’.
Seingat saya, saya tidak pernah melakukannya. Sebab, menuliskan curhatan di sosmed sangat berpotensi memperkeruh suasana, baik lahir maupun batin.