Sophie, seorang gadis berusia 14 tahun, namun dirinya merasa baru saja dihidupkan sejak menerima surat-surat misterius.
Sebagian orang menganggap ilmu filsafat adalah ilmu yang sangat rumit untuk dipelajari. Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.
Filsafat akan menuntun seseorang berpikir secara radikal, artinya berpikir memahami sesuatu secara menyeluruh dan mendalam hingga ke akar-akarnya.
Meski filsafat dikatakan rumit, namun lewat buku Dunia Sophie filsafat ini mampu dikemas dalam bentuk novel secara ringan dan mudah untuk dipahami. Dunia Sophie adalah sebuah buku tentang novel filsafat yang ditulis oleh Jostein Gaarder seorang penulis novel sekaligus cerita pendek dan anak asal Norwegia. Novel ini
Novel Dunia Sophie memiliki ketebalan halaman kurang lebih sekitar 800 halaman.
Isi novel tersebut membahas tentang persoalan dasar-dasar filsafat yang dikemas dalam bentuk novel. Filsafat yang dibahaspun mulai dari filsafat awal mula alam semseta hingga zaman filsafat kebebasan. Tentu novel ini melibatkan banyak tokoh filsuf di dalamnya, meski hanya dasar-dasarnya saja. Bisa jadi ini adalah cara penulis untuk memantik para pembaca agar berpikir lebih dalam. Jadi lewat novel ini, filsafat tak lagi menjadi hal yang menakutkan.
Catatan bab Taman Firdaus
Kali ini saya akan mencoba membahas tentang novel Dunia Sophie secara bertahap per episode. Pada episode pertama diberi judul Taman Firdaus yang akan membahas tentang sosok Sophie dan awal mula dia berfilsafat.
Sophie adalah seorang gadis yang masih berusia 14 tahun, usianya kini sedang menginjak usia ke 15. Nama lengkap gadis tersebut ialah Sophie Amundsend.
Awal mula dikisahkan sempat terjadi perbedaan pendapat antara Sophie dan temannya yang bernama Joanna. Ketika perjalanan pulang sekolah, mereka sempat membicarakan robot, Joanna beranggapan bahwa otak manusia sama halnya seperti otak robot yang menyerupai sistem komputer. Sophie tidak terlalu sepakat dengan hal ini, menurutnya manusia tak sekadar dengan sepotong perangkat keras.
Sosok pecinta binatang
Sophie dapat disebut sebagai seorang gadis perempuan pecinta binatang. Beberapa binatang sudah menjadi teman yang akrab bagi seorang Sophie, bahkan menjadi penghibur baginya. Kondisi rumah Sophie memang terkadang sangat sepi, ibunya baru pulang bekerja ketika menjelang sore hari. Sedangkan ayahnya, seorang nahkoda kapal tanker minyak besar yang sering pergi berlayar mengelilingi penjuru dunia.
Dalam rumahnya, Sophie memelihara beberapa jenis binatang dan semuanya diberikan nama. Pertama, jenis binatang yang hidup di dalam air yaitu tiga ekor ikan mas yang diberi nama Goldtop, Red Ridinghood, dan Black Jack. Kedua, jenis binatang yang dapat terbang di udara yaitu dua burung parkit dan diberi nama Smitt dan Smule.
Ketiga, jenis binatang yang dapat hidup di darat maupun di dalam air yaitu kura-kura darat dengan nama Govinda. Keempat, jenis binatang yang hidup di daratan yaitu si kucing pirang yang diberi nama Sherekan. Ketika Sophie merasa kesepian beberapa jenis binatang tersebut yang akan menemaninya dan menjadi penghiburnya.
Berfilsafat sejak usia belasan tahun
Kala itu Sophie menerima surat misterius yang belum diketahui secara jelas siapa pengirimnya. Pada amplop surat itu tertulis nama “Sophie Amundsend, 3 Clover Close” dan tidak diberi nama pengirimnya. Sophie pun segera bergegas membuka isi surat tersebut, isinya hanya ada dua kata yang berbunyi “siapakah kamu?”. Lewat surat mesterius ini, awal mula Sophie mengenal dunia filsafat.
Semenjak menerima surat misterius, Sophie mulai berpikir secara mendalam, dia mencari-cari siapakah dirinya yang sebenarnya?. Sophie sempat mengalami perasaan insecure terhadap penampilannya, dia pun bertanya-tanya “apakah yang sesungguhnya menentukan penampilan kita?”. Untuk mencari siapa dirinya sebenarnya, Sophie pun harus berkali-kali berdiri di depan cermin. Semenjak itu pula Sophie juga harus lebih sering menyendiri ke sarangnya yang berada di dalam taman sekitar rumah.
Beberapa pertanyaan pun mulai dia pertanyakan, dia bertanya “apakah manusia itu?”. Hingga akhirnya Sophie memutuskan untuk pergi ke taman di sekitar halaman rumahnya. Baru kali ini Sophie merasa dirinya seperti boneka yang baru saja dihidupkan dengan menggunakan tongkat sihir. Kejadian ini mengingatkan bahwa “orang yang tidak menggunakan akalnya, sama halnya orang tersebut sedang mengalami kematian”. Hal ini pula yang memperjelas perbedaan antara manusia dan binatang.
Hanya dengan kematian, kehidupan menjadi berharga
Ketika sedang menuju ke taman, Sophie sempat berdiri di atas batu kerikil. Dia memikirkan tentang kehidupan, namun justru membuatnya teringat akan kematian. Hal ini membuatnya sadar, bahwa dia tidak dapat hidup selamanya di dunia.
Suatu saat pasti akan pergi, dia pun kembali bertanya-tanya “adakah kehidupan sesudah kematian?”. Menurutnya, pertanyaan tersebut tentu tidak pernah dipikirkan oleh si kucing.
Sophie akhirnya merindukan sosok neneknya yang telah meninggal sejak enam bulan lalu. Untuk melupakan tentang kematian diapun berusaha keras berpikir tentang kehidupan, namun justru teringat kematian semakin mendalam. Hal ini terjadi sebaliknya; justru mengingat secara mendalam bahwa seseorang akan mengalami kematian, akan membuat seseorang tersadar betapa berharganya hidup ini”.
Tentu kehidupan dan kematian ini saling berkaitan, mungkin seseorang baru akan menyadari betapa berharganya hidup ini setelah kematian itu menimpanya. Bukankah selama ini kita pernah mengalami sakit, hanya dalam kondisi sakit kita dapat berkata betapa berharganya sehat. Sophie pun teringat tentang perkataan neneknya sebelum meninggal “baru kali inilah aku menyadari betapa kayanya kehidupan ini”.
Awal mula berfilsafat ialah meragukan sesuatu dan banyak bertanya
Semenjak menerima surat pertama, Sophie telah banyak mengalami perubahan tentang apa yang sedang dipikirkannya. Kini dia bergegas memeriksa kembali kotak surat di depan rumahnya, dia pun menemukan surat yang tertulis namanya. Bergegas disobeknya dan terdapat pertanyaan berupa tulisan “dari mana datangnya dunia?”.
Sophie pun harus lebih pusing lagi daripada sebelumnya, kini ada dua pertanyaan yang harus dipecahkan.
Dalam kondisi yang sangat pusing Sophie memutuskan untuk pergi ke sarangnya yang berada di taman. Lewat pertanyaan kedua ini, Sophie akhirnya tergiring secara tidak langsung terseret mempelajari filsafat secara mendalam. Meski belum dapat jawaban secara pasti, Sophie justru akan mempertanyakan beberapa pertanyaan lagi.
Jika dunia adalah salah satu planet yang ada di angkasa, lalu dari mana angkasa berasal?. Mungkinkah angkasa itu selalu ada?, dia pun menyangkal gagasan tersebut, tentu segala sesuatu yang ada, mesti ada permulaannya. Saat di sekolah Sophie selalu belajar, bahwa Tuhan telah menciptakan dunia ini. Pikirannya pun terjerumus semakin mendalam, hingga dia mempertanyakan “lalu bagaimana dengan Tuhan sendiri?.
Untuk berfilsafat, kita harus tersentak keluar dari kenyamanan
Kejadian di atas akhirnya mengingatkan Sophie untuk mempertanyakan, dari mana datangnya surat-surat misterius itu? Jika segala sesuatu itu ada permulannya, maka mencari tahu datangnya surat misterius tersebut juga sama pentingnya. Kini Sophie terasa telah berhadapan dengan teka-teki besar tentang alam raya. Hingga akhirnya, untuk berfilsafat dia harus tersentak keluar dari kenyamanan.
Sophie pun kembali memeriksa kotak surat untuk yang ketiga kalinya. Agak berbeda dengan surat yang sebelumnya, kali ini ada perangko Norwegia yang diberi cap pos “Batalion PBB”. Dengan detak jantung yang lebih kencang daripada biasanya, agak sedikit aneh surat itu beralamatkan “Hilde Moller Knag, d/a Sophie Amundsend, 3 Clover Close”. Sophie semakin bingung dan penasaran dengan datangnya surat yang ketiga.
Pikirannya semakin dikacaukan dengan isi surat yang ketiga, ucapan ulang tahun yang ke 15 dari seorang ayah untuk anaknya. Namun ditunjukan kepada seseorang yang bernama Hilde, akan tetapi dikirimkan ke alamat Sophie. Kejadian ini sangat membingungkan, Sophie pun melacaknya lewat buku telpon. Akan tetapi tidak ada satupun kontak yang mirip dengan nama di dalam surat.
Tiga masalah yang harus dihadapi Sophie
Hingga akhirnya kini ada tiga masalah yang harus dihadapi Sophie. Pertama, dia harus mencari tahu siapa yang telah mengirimkan surat-surat misterius kepadanya. Kedua, Mengungkap pertanyaan-pertanyaan sulit yang tertulis di dalam surat tersebut. Ketiga, Sophie mesti mencari tahu siapa Hilde Moller Knag, dan mengapa kartu ulang tahun tersebut harus dikirim ke alamat Sophie.
Tentu dalam setiap peristiwa atau kejadian dalam kehidupan ada keterkaitan satu sama lain. Untuk dapat melihat rentetan dari setiap peristiwa secara jelas, maka ragukanlah dan pertanyakan. Novel Dunia Sophie juga sepertinya memberikan gambaran, bahwa anak-anak dapat lebih kritis daripada orang dewasa.
Barangkali bagi orang seperti kita ini belum sempat mempertanyakan kepada diri sendiri “siapakah diri kita?” mulailah untuk menanyakannya. Berawal dari tiga masalah di atas, Sophie akan mendapat banyak pelajaran tentang filsafat. Tentu dalam episode selanjutnya, Sophie akan menerima surat-surat selanjutnya yang lebih menantang untuk dipelajari. Nantikan di episode selanjutnya !.
Nantikan di episode selanjutnya !.
Judul: Dunia Sophie: Sebuah Novel Filsafat
Penulis: Jostein Gaarder