Kampung geger. Pak Arto ditangkap polisi. Kenapa? Desas desus menyebutkan, ia terbelit kasus penganiayaan. Kabar lain yang terdengar adalah dia berselingkuh dan ketahuan warga, lalu dilaporkan ke polisi. Lain lagi kabar yang berhembus di kalangan jamaah langgar Kaji Sobur yang mengatakan Pak Arto telah korupsi.
Lalu, mana kabar yang benar? Tak penting mana benar. Sudah jadi kebiasaan kampung sini, yang lebih menegangkan adalah bagaimana kabar itu mendapat bumbu-bumbunya, bagaimana kabar makin ramai dan terus dibicarakan orang. “Bagaimana dengan istrinya? Bagaimana dengan tuyul yang dipeliharanya?” Pertanyaan-pertanyaan macam itu malah disenangi orang, daripada benarkah Pak Arto melakukan kesalahan. Tak penting juga apa Pak Arto punya tuyul, karena yang lebih menarik adalah membicarakan tuyul itu.
“Kampung kita ini memang perlu diruwat,” kata Kang Tolib sambil garuk-garuk kepala. Sudah empat hari Kang Tolib jualan tasbih dan cermin di pasar. Sebelumnya ia pernah jualan cabai tapi harga naik-turun ndak karuan membuat bisnisnya gulung tikar. Ia juga pernah jualan sandal, sepatu, dan pernah juga jual miras sebelum akhirnya ketangkep polisi.