Identitas Buku:
Judul: Mendayung di Antara Tradisi dan Modernitas
Penulis : R. Agoes Sri Widjajadi
Penerbit : Hanggar Kreator
Cetakan : Cetakan 1, Desember 2007
Tebal : XII + 158 hlm
Daftar Isi :
1. Halaman Judul
2. Prakata
3. Daftar Isi
4. Daftar Gambar
5. Daftar Lampiran
6. Bab 1. Pendahuluan
7. Bagian 1. Wajah Musik Keroncong
8. Bab 2. Potret Perkembangan Musik Keroncong
9. Bab 3. Cermin Format Musik Keroncong
10. Bagian 2. Wajah Seni Pertunjukan Musik Keroncong
11. Bab 4. Keberlangsungan Seni Pertunjukan Musik Keroncong
12. Bab 5. Format Penyajian Dalam Seni Pertunjukan Musik Keroncong
13. Bab 6. Manifestasi Budaya Dalam Musik Keroncong
14. Bab 8. Penutup
15. Daftar Pustaka
16. Lampiran
Sinopsis :
Tak terletakkan bahwa setiap bentuk tradisi seni pertunjukan dapat bergerak dari tradisi yang satu ke tradisi yang lainnya. atau gabungan dari beberapa tradisi. Musik keroncong pun senantiasa memiliki lintasan gerak seperti itu, terutama tradisi rakyat dengan tradisi popular dalam pengertian yang terbatas pada beberapa identitas yang dimilikinya.
Persentuhan budaya yang terefleksi pada musik keroncong tampak pada analisis bentuk repertoar, peralatannya, dan pola garap yang diperkaya oleh panduan khazanah budaya musikal tradisi dan budaya musikal barat (moderen). Budaya iptek pun mewarnai pola permainan yang imitatif telah mewujudkan warna suara yang berbeda namun efektif dan memperkaya warna suara. Suatu hal yang tak dapat ditepis bahwa musik keroncong tetap senantiasa memiliki nuansa unik berdasarkan peralatan musik, pola permainannya, serta istilah-istilah dalam teknis permainan. Laju perkembangan iptek pun tampaknya hingga kini masih sulit mengajak musik keroncong menuju genre musik baru.
Menyimak dari kehidupan dan kondisi pertunjukan musikal, maka tak dapat dielakkan bila cermin ekspresi budaya musik keroncong telah didominasi oleh idiom budaya lokalnya. Berbagai gejolak budaya pada unsur musikalnya yang bertautan dengan lingkungan sosio-budayanya masih tampak memberikan suatu kenyataan kesan budaya lokalnya. Kendati pun kesan ini tampak lebih banyak terjadi dan dibentuk oleh bentuk repertoar yang formasi musik keroncong bersahaja dikemas menjadi bentuk okestra sehingga menciptakan kemewahan. Sudah barang tentu akan memberikan peluang pada musik keroncong menjadi lebih karib dengan komoditi budaya komersial.