Story  

Mengunjungi (Makam) Sultan Agung, Raja yang Selalu Dicintai Rakyat

Imogiri adalah pemakaman Raja Raja Mataram semenjak Sultan Agung Hanyokrokusumo bin Panembahan Hanyokrowati bin Danang Sutowijoyo, Raja Mataram ke-3. Penyebutan Raja ke-3 ini jika Adipati Martapura tidak ikut dihitung, jika diikutkan berarti ya ke-4. Martapura, putra dari Permaisuri Wetan ini memang hanya menjadi Raja sehari karena tunagrahita. Lokasinya berada di perbukitan tinggi Desa Pajimatan Kecamatan Imogiri, Bantul. Selain di Pajimatan, dua lokasi lain pemakaman keturunan Raja Raja Mataram berada di Girilaya dan Kotagede Jogjakarta.

Hanya Kotagede yang kini perawatan dan pengelolaannya dilakukan sendiri oleh Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Untuk Imogiri dan Girilaya dikelola oleh dua Keraton yaitu Kasunanan Surakarta dan Ngayogyakarta. Hal ini tak lain karena di dalam makam terdapat penguasa kedua Keraton. Masih ingat kan? Mataram pecah berkeping karena proses panjang akibat hadirnya VOC, Masih ingat juga kan soal Perjanjian Giyanti. Begitulah…

Sedikitnya, terdapat 125 orang abdi dalem dari kedua Keraton yang ditugaskan di Pajimatan, hanya memang tidak setiap hari mereka harus hadir bersama, tapi hanya 2 hari dalam seminggu. Makam bersejarah itu hanya dibuka untuk umum pukul 10:00 – 13:00. Dalam kunjungan saya ke sana tempo hari, saya ditemani pria yang mengaku bernama Pak Gendut, seorang guide. Karena tengah malam, suasana cukup gelap, saya harus menaiki anak tangga sebanyak 454 untuk dapat sampai di paseban para abdi dalem.

Saya senang, sambutan mereka sangat hangat, tutur kata mereka lembut hingga tak terasa kami telah mengobrol lebih dari dua jam. “Untuk setiap harinya terdapat 14 orang, Dimas, yang kebagian tugas, digilir,” ujar seorang abdi dalem.

Baca Juga:  4 Tempat Asal Anak Berprestasi di Kalimantan Barat! Siapa yang Ada di Peringkat 2? Jawabannya Bikin Terkejut!

Tepat pukul 00:30 kami diajak naik ke Makam Sultan Agung, masih terdapat 99 anak tangga lagi, 5 orang abdi dalem berkenan mendampingi, saya telah berpakaian ala Keraton seperti yang diwajibkan. Kami bertahlil, diimami salah satu abdi dalem, saya suka caranya mengimami, selain fasih, urutan doa juga sistematis. Dimulai kami diajak melafalkan kalimat kalimat thoyibah, minta ampun kepada Allah, lalu diajak mendoakan Sultan Agung dan seluruh kerabat. Sebagaimana diketahui, terdapat 24 Raja yang berada di kompleks pemakaman tersebut.

Menyinggung soal Sultan Agung, menurutku sih, dia sosok yang luar biasa. Konteks karier politik, dialah yang berhasil menjadikan Kerajaan Mataram ke puncak kejayaannya. Menjadi kerajaan terbesar di pulau jawa, dia juga berhasil merebut hati seluruh rakyatnya, bahkan sampai kini. Di pihak lain, dalam konteks dakwah dan konsolidasi peradaban, pria ini juga tidak bisa dipisahkan dengan Sunan Kalijaga. Soal kisahnya dengan para ulama di Mekah misalnya, juga soal selo/batu harum di samping makamnya dan di Girilaya.

Baca Juga:  Cerita Hidup Raden Bagus Lancing Kusumo di Masa Kerajaan Pajang

Ah, berkunjunglah ke sana!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *