Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attanwir Bojonegoro mengadakan webinar dengan tema “1000 Mindfulness Healing”. Webinar yang dilaksanakan Rabu (16/2/2022) ini merupakan hasil kolaborasi antara Pengurus HMPS BKI STAI Attanwir dengan Kampoong Hening.
Kampoeng Hening merupakan organisasi yang bergerak di bidang Psyco Education dan Konseling dan berpusat di Jakarta.
Pada webinar tersebut, sebagai narasumber Nina Marliyani seorang Praktisi Parenting dan SML Associate Trainer dari Kampoong Hening. Webinar diikuti oleh peserta yang tidak hanya dari Pengurus dan Mahasiswa STAI Attanwir, melainkan juga ada mahasiswa dari Kabupaten terdekat, yakni Tuban, Lamongan, Gresik bahkan hingga luar Jawa Timur. Total peserta sekitar 70 orang.
Webinar dilakukan sekitar 60 menit dimulai pukul 10.00 hingga 11.15 siang. Peserta tampak antusias saat pemateri melakukan pemaparan. Tidak seperti seminar atau webinar online pada umumnya, pada webinar ini para peserta dibebaskan untuk bertanya di sela-sela materi.
Nina Marliyani menjelaskan bahwa Mindfulness adalah sebuah kondisi yang fokus atau dalam kondisi kesadaran penuh. Sedangkan Healing, seperti umumnya yang diketahui banyak orang ialah penyembuhan, di mana proses penyembuhan kesadaran, yang menitikberatan pada fokus pikiran hadir secara penuh atau sadar.
“Artinya, saat di mana kita menyesali suatu tindakan atau ucapan, tidak mampu mengendalikan emosi dan pikiran. Itu bisa dilatih dengan 1.000 Mindfulness atau membawa pikiran untuk tenang, penuh syukur untuk sadar dan hadir untuk diri sendiri secara penuh. Seperti harus segera fokus atau sadar dan tenang saat marah, agar tidak selalu diliputi marah. Kemudian saat mampu selalu hadir menemani diri untuk saat ini, fokus dengan apa yang akan dilakukan dan kebaikan saat ini mampu membuat diri terhindar dari penyesalan-penyesalan masa lalu,” papar Nina Marliyani.
Menurut dia, saat pikiran sedang larut dalam sebuah peristiwa atau selalu terpikirkan dengan sebuah ucapan yang tidak disengaja dilontarkan, maka itu artinya diri atau pikiran itu tidak dalam keadaan fokus dan tidak mengalami kesadaran penuh. Ketika hal itu terjadi maka segeralah sadar, dan berpikir tenang dan fokus.
Nina Marliyani tidak hanya menyampaikan materi saja, namun ia juga mengajak peserta untuk meditasi. Seperti memusatkan fokus pemikiran yang baik untuk saat ini atau mindfulness. Ini sekaligus melatih pernapasan yang dalam dan tenang. Memejamkan mata, berpusat di pikiran positif dengan mengatur napas perlahan. Dan itu bisa dilakukan mandiri di rumah jika ingin menyembuhkan luka batin atau permasalahan, dan atau mencari ketenangan batin untuk diri sendiri.
Zuhria Maulidia, salah satu Pengurus HMPS BKI STAI Attanwir yang sekaligus peserta webinar “1000 Mindfulness Healing” menceritakan ia jadi mengerti tentang sumber penderitaan dialami manusia. Di antaranya, menyesali masa lalu, mengkhawatirkan masa depan, tidak menerima saat ini. “Seseorang yang menderita itu seseorang yang menolak, marah, tidak bersyukur dengan apa yang dialami dan terjadi padanya saat ini,” tuturnya setelah mengikuti webinar.
Ia melanjutkan, menggantungkan kebahagiaan dari orang lain, artinya seseorang yang mendengarkan orang lain atau terlalu berpedoman komentar atau perkataan orang mengenai dirinya, itu merupakan sumber dari penderitaan juga. Sumber penderitaan lain adalah tidak memaafkan.
Dalam kesempatan itu, tidak lupa, Nina Marliyani menambahkan tentang 4 delay yang sering dialami Mahasiswa kebanyakan.
– Delay Pikiran, artinya saat pikiran di alam bawah sadar atau tidak fokus akan lebih cenderung dan selalu terkait dengan masalah emosionalnya atau menjadi sangat emosional.
– Delay Ide, seperti kesusahan menyampaikan ide atau gagasan yang ada di kepalanya.
– Delay Perasaan, ini yang paling sering dialami kebanyakan Mahasiswa. Yaitu kurang memahami atau cenderung terfokus pada apa yang dialaminya saja, sulit untuk mengerti dan memahami keadaan. Yang terkadang sering menimbulkan kesalahpahaman dengan temannya dan penyampaian informasi serta penerimaan informasi menjadi setengah-setengah.
– Delay Fokus, yang umum terjadi. Yaitu tubuhnya dan mulutnya, seperti berbicara dan berkomunikasi, ada di tempat itu. Namun pikirannya tidak di tempat itu.
Sementara itu, Evi Maslukhah, Ketua HMPS BKI STAI Attanwir, mengatakan bahwa program dari Kampoong Hening membantu untuk berlatih meditasi atau melakukan penyembuhan terhadap diri sendiri. Perenungan diri atau mendengarkan apa yang di dalam diri—suara yang ada dalam hati maupun pikiran, penyadaran tentang keberadaan diri sendiri seutuhnya, seperti memberikan atau melakukan perkataan positif untuk diri sendiri, yang memang sangat diperlukan saat seperti ini.
“Perlu membantu seseorang yang merasakan penyesalan terhadap suatu tindakan atau ucapan karena tidak mampu mengendalikan emosi, stress yang berkepanjangan dan sulit berkonsentrasi dalam pekerjaan, komunikasi sering salah paham sehingga hubungan menjadi memburuk, kurang produktif dan sulit mengeluarkan ide,” tuturnya.
Ia mengaku mendapatkan informasi dari Indah Fajrotuz Zahro’ selaku Kaprodi BKI STAI Attanwir Bojonegoro. Dari informasi yang dikirimkan, ia diminta untuk mendaftar. Lalu ia mendaftar dengan atas nama HMPS BKI STAI Attanwir Bojonegoro.
Indah menyampaikan, pelaksanaan online lebih ditekankan karena keadaan yang masih rentan terpapar virus. Jadi pelaksanaan dilaksanakan online untuk efektivitas dan menjangkau peserta dari berbagai tempat dengan tetap mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Apalagi Mindfulness ini sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa dalam menghadapi banyak tugas, organisasi, kerja part time dan sebagainya. Yang makin membutuhkan upaya untuk healing engan relaksasi bisa di mana saja, rumah atau kampus atau tempat kerja. Tanpa jauh-jauh ke pantai, gunung dan lainnya yang sedang tren belakangan ini, di tengah suasana pandemi.