Ngopi Dulu Yuk!

foto: kaywolfersperger.com

Istilah “ngopi” tidak hanya dimaknai sebatas meminum kopi. Di era postmodern seperti saat ini, ajakan ngopi adalah perihal sarat kepentingan. Tidak hanya urusan menghilangkan pening atau dahaga. Melainkan membawa banyak pesan dan bahkan, bolehlah dibilang, pesan tersembunyi.

Sebelum membahas lebih jauh tentang  ngopi, harus dipertebal dulu; kopi berbeda dengan ngopi. Jika kopi hanya kata benda, ngopi lebih dari kata kerja. Selain bekerja, dia juga proses dan  sistem yang disepakati. Itu sebabnya, hari ini, ngopi menjadi ajakan formil pembukti kedekatan hubungan antar individu. Ngopi, menjadi bahasa universal yang mampu melelehkan kekakuan birokratif dalam menyelesaikan berbagai urusan.

Terlepas dari ngajak ngopi tapi pesennya esteh (seperti yang sering saya lakukan), frasa ngopi tentu bisa membungkus berbagai macam niatan. Berbagai urusan kecil maupun besar, bisa dibungkus dengan dua kata: ayo ngopi! Ngopi, menjadi kata ganti dari rapat, diskusi, lobi pekerjaan, hingga eksekusi pernyataan cinta. Eh

Kita bisa membayangkan, betapa luas makna ngopi. Tidak hanya urusan individu dengan kebutuhan biologisnya semata, melainkan kebutuhan kolektif individu-individu beserta tetek-bengek kepentingannya. Demi memuluskan tujuan tertentu, misalnya. Semua kepentingan itu, bisa diganti dengan sebuah frasa sederhana: ngopi.

Baca Juga:  RIJSTTAFEL: Jejak Sejarah di Sajian Meja Elite Jawa

Ngopi adalah wasilah. Medium pembebas kekakuan. Jika tanpa “ajakan ngopi” urusan sudah bisa diselesaikan, itu artinya urusan tersebut tergolong ringan. Urusan tanpa temu muka. Kalaupun tidak ringan, biasanya penyelesaiannya cenderung kaku dan bias birokratif.

Dulu, pada zaman orde baru, sebelum kafe berwifi membanjir, ajakan ngopi memang terkesan alternatif dan anti mainstream. Sebab, pada masa itu, kesan formal menjadi penting dan utama. Kalau tidak formal tidak keren. Kalau tidak birokratik kurang nyentrik.

Namun, saat semua kesan itu terbalik —yang formal dan birokratif justru tidak keren dan kurang nyentrik– istilah ngopi menjadi sangat mainstream. Sebab, agenda apapun selalu dibungkus dengan istilah “ngopi dulu”.

Baca Juga:  Resep Donat Kukus Empuk dalam 15 Menit dengan Bahan Sederhana: Cocok untuk Pemula atau Bisnis Jualan

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *