Buku ini sekilas seperti majalah foto, atau buku foto. Ya memang ada benarnya, karena sebagian besar isinya adalah foto-foto yang sangat bagus penuh pesan, hasil jepretan Agus Leonardus.
Selain foto, buku ini berisi kisah-kisah para tukang becak yang ditulis penuh makna oleh Sindhunata. Kisah-kisahnya berisi tentang filsafat hidup, cara merawat rasa bersyukur, hidup yang tak selalu mengeluh dan lain sebagainya.
Ilmu waton urip dan banyu mili ini disajikan begitu menyentuh oleh Sindhunata dalam buku ‘esai foto’ berjudul “Waton Urip”. Buku ini makin lengkap dengan desain oleh Ong Hari Wahyu.
Membaca buku ini, kita seperti hendak disentak dengan cerita-cerita orang pinggiran yang begitu bijak menghadapi hidup. Tidak serakah, tidak iri, tidak mudah marah, dan hidup dengan rasa syukur yang luar biasa.
CEK YOUTUBE DI SINI:
Mari kita ikuti kata-kata yang diucapkan Sukiman:
“Apa yang bukan jatah dan rezeki saya, tak bisa saya dapat. Kalau teman lain mendapatkannya, dan saya emosi atau iri, jatah rezeki saya malah lari”.