Gus Dur sudah meneladankan, saatnya kita melanjutkan
***
Di hari perayaan Natal 2021, GUSDURian Bojonegoro bersama beberapa penggerak GUSDURian Bojonegoro berkunjung ke beberapa gereja di Bojonegoro, . Sabtu (25/12/2021). Diantaranya Gereja Kristen Indonesia atau (GKI), Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU) dan Gereja Katolik Santo Paulus Bojonegoro.
Hadir di tengah-tengah jemaat, para GUSDURian Bojonegoro memberikan ucapan selamat beserta support, dengan ditandai pemasangan banner ucapan Selamat Natal 2021 dan Selamat Tahun Baru 2022. Dengan harapan tali pesaudaraan GUSDURian Bojonegoro dan lintas agama tetap terjaga dan tetap saling mendukung dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya.
“Kita sebagai manusia, tentu akan saling membutuhkan satu sama lain. Makanya dari itu, meskipun kita berbeda dalam keyakinan, tapi kita bisa melakukan hal yang sama. Seperti, merawat bangsa yang besar ini, yaitu Bangsa Indonesia. Tentunya dengan adanya perayaan hari Natal Tahun 2021, saudara kita umat Kristiani menyambutnya dengan sangat bahagia. Maka setidaknya kita juga ikut hadir dalam kebahagiaan tersebut, meskipun dengan ucapan-ucapan atau sebatas banner,” ungkap Hendro Sulistiyo, Kordinator Jaringan GUSDURian Bojonegoro.
Hal ini dilakukan GUSDURian Bojonegoro sebagai wujud tema “Meneguhkan Kedamaian, Menggerakkan Perdamaian dan Keadilan”. Selain itu juga untuk melanjutkan perjuangan merawat pemikiran Gus Dur.
Ketua BAMAG Bojonegoro Bapak Pendeta Iwan Sukmono, menambahi. “Dengan kegiatan-kegiatan kecil seperti ini, seperti memasang banner di gereja-gereja. Itu sebenarnya membuat kita lebih besar. Bahwa kita sebenarnya tidak sendiri, dan tentunya kita sangat bahagia dengan kehadiran sahabat-sahabat semua,” tuturnya.
Para pengurus dan pendeta atau Romo ikut menyertai pemasangan banner. Kita dengan senang hati mengambil foto bersama.
Perjalanan GUSDURian Bojonegoro dalam merawat keberagaman tidak terhenti di sini. “Setelah ini kita akan menggelar beberapa rangkaian acara dalam rangka memperingati haul Gusdur yang ke 12 dengan rangkaian bedah film dan tahlil kebangsaan, serta saresehan bulan Gusdur,” ujar Hendro.
Desember merupakan bulan Gus Dur, tepat pada tanggal 30 Desember 2009 Gus Dur wafat dan meninggalkan kita semua. Peringatan haul Gus Dur yang ke-12 juga diperingati GUSDURian seluruh dunia.
“Gus Dur adalah sosok bapak pluralisme, peringatan haul Gus Dur dilaksanakan guna untuk mengingat kembali nilai-nilai, pemikiran, keteladanan dan perjuangan Gus Dur atas kemanusiaan, khususnya dalam isu kebebasan beragama dan berkeyakinan,” terang Hendro.
Nonton Film di Sematta Kopi
Penting bagi kita semua untuk kembali meneladani nilai-nilai kemanusiaan yang telah diajarkan Gus Dur. Bahwa bulan Desember tidak hanya menjadi bulan akhir tahun, akan tetapi bulan di mana nilai kemanusiaan diperkuat untuk mempersiapkan menyambut kehidupan tahun yang baru.
Bedah film dan tahlil kebangsaan juga digelar GUSDURian Bojonegoro tahun ini. Yakni membedah film “High Noon In Jakarta”. Film tersebut bukanlah sejenis film Hollywood atau Bollywood, bahkan juga bukan drakor (Drama Korea). Film High Noon In Jakarta merupakan film dokumenter yang disutradai Curtis Levy yang berasal dari Australia.
Film ini mengungkap tentang keberanian seorang Gus Dur dalam mengambil keputusan.
Jika anda penasaran dengan filmnya, langsung saja datang besok pada tanggal 8 Januari 2022 pada pukul 19.00 WIB yang bertempat di “Sematta Kopi”.
Kali ini GUSDURian Bojonegoro mendatangkan tiga orang narasumber yang siap yaitu; Bahru Thohir (Koordinator Jaringan GUSDURian Jogja), Agus Salim (Pecinta Sastra), Wiwid Fransiska (Kepala Sekolah SMA Katholik Bojonegoro).
Acara ini tidak digelar seperti nonton di bioskop yang harus membayar, tapi secara gratis dan untuk semua kalangan.
Sarasehan Bulan Gus Dur
Selanjutnya peringatan haul Gusdur oleh GUSDURian Bojonegoro dilanjutkan dengan kegiatan “Saresehan Bulan Gus Dur”. Acara tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2022 bertempat di Gereja Katholik Santo Paulus Bojonegoro tepat pukul 19.00 WIB. Saresehan ini mendatangkan tiga narasumber sekaligus yang akan membedah pemikiran-pemikiran Gus Dur, sebagai berikut :
1. Dr. Hj. Ifa Khoiria Ningrum (Wakil Rektor IV UNUGIRI Bojonegoro dan Ketua PC Fatayat NU Bojonegoro) “Gus Dur dan Gender”.
2. Pdt. Iwan Sukmono (Pendeta GKI dan Ketua BAMAG Bojonegoro) “Gus Dur dan Natal”
3. Ahmad Taufiq M.Si (Dosen Universitas Bojonegoro dan Kandidat Doktor Ilmu Komunikasi UNS Surakarta) “Gus Dur dan Hak Asasi”
Haul Gus Dur kali ini mengangkat tema “Indonesia ada karena keberagaman” yang diperingati GUSDURian seluruh dunia, termasuk GUSDURian Bojonegoro. Demikianlah beberapa rangkaian dan perjalanan GUSDURian Bojonegoro dalam meneguhkan keberagaman. Oke, “Gus Dur sudah meneladankan saatnya kita melanjutkan”.