Film pendek berjudul “KTP” sedang banyak ditonton di media sosial, di antaranya di Facebook dan Youtube. Film yang menceritakan tentang petugas kecamatan yang melakukan pendataan warga ini benar-benar menarik dan memancing diskusi di warung kopi hingga diskusi berat dengan memakai kacamata teori. Dan memang benar sih, film “KTP” unik.
Tak heran jika film tersebut memenangi Festival Video Edukasi (FVE) 2016 untuk kategori umum. FVE sendiri merupakan ajang lomba film pendek yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan dimulai tahun 2007. Film ini diproduksi oleh Asa Film dengan lokasi di daerah Imogiri, Yoogyakarta.
Film “KTP” menceritakan tentang petugas kecamatan bernama Darno mendatangi rumah Mbah Karsono yang berencana membuatkan KTP. Karena dengan KTP Mbah Karsono bisa memperoleh jaminan kesehatan dari negara. Saat ditanya agama, Mbah Karsono menjawab Kejawen. Darno jadi bingung karena agama harus dipilih diantara 6 agama yang diakui negara. Sayangnya Mbah Karsono tetap ingin ditulis beragama Kejawen. Lantaran tidak ada solusi, akhirnya mereka melibatkan Pak RT, Pak RW, dan mengundang semua warga. Singkat cerita, Mbah Karsono tetap tidak mengurus KTP karena warga bersepakat akan mengurusnya jika suatu saat sakit.