Story  

Punya Hobi Kok Kehilangan Hape

foto: pinterest

Ini untuk kesekian kalinya saya menulis tentang sahabat saya, Mukicoi. Entah kenapa Mukicoi memang unik di antara teman-teman kami di Kota Kediri. Di waktu yang lainnya ke kanan, eh dia bisa tiba-tiba ke kiri sendirian. Sebaliknya, jika semua berjalan ke kiri, dia bisa menyeberang ke kanan tiba-tiba.

Seperti soal hape, ketika kami semua sudah punya hape, eh dia belum juga memegangnya. Jadilah Mukicoi orang yang paling terakhir memiliki hape. Hingga, pada tahun 2011 Mukicoi akhirnya memiliki hape. Itupun hape bekas dan jadul yang dia beli dari pasar loak di Kota Kediri.

Hape kepunyaan Mukicoi hanya bisa digunakan untuk sms dan telepon. Bukan hape pintar yang bisa terhubung dengan internet. Masalahnya, sejak Mukicoi mempunyai hape, setiap pagi semua teman-temannya tanpa kecuali, merasa terganggu. Gara-garanya semua pasti mendapat sms bertuliskan : ngopi.

Tapi, lama kelamaan sms itu biasa juga buat kami. Hingga pada suatu pagi sms itu tidak ada. Kami malah curiga, kenapa Mukicoi nggak mengirim sms.

Baca Juga:  Kelompok KKN UM Ajak Masyarakat Tanjungharjo Tingkatkan Potensi Agrowisata Salak

Mungkin pulsanya habis mungkin,” teman sms ke saya. Besoknya, saya bertemu dengan Mukicoi dan menanyakan perihal tersebut.

“Hape ku hilang, saya lupa di mana menaruhnya,” jawab Mukicoi. Syukurlah, dalam hati saya.

Beberapa hari kemudian, sms tausyiah dan ajakan ngopi muncul lagi. Wah, pasti Mukicoi sudah beli hape baru. Tetapi beberapa minggu kemudian, kejadian seperti sebelumnya terulang lagi. Mukicoi kehilangan hapenya. Hingga kami lupa berapa kali itu terjadi. Kalau dihitung-hitung, lebih dari 20 kali Mukicoi kehilangan hape. Ada yang karena lupa menaruhlah, saku kantong bolonglah sehingga hape jatuh entah dimana, ketinggalan di mushola atau masjid, dan entah apa lagi.

Kehilangan hape sudah bukan hal baru baginya. Mukicoi biasa mampir ke masjid atau mushola di Kota Kediri untuk istirahat saat dalam perjalanan. Nah, saat istirahat dia biasanya men-charge hapenya. Lalu dia tertidur. Bangun, dia ngelonyor keluar dan lupa dengan hapenya. Ketika ingat, dia balik dan hape sudah tidak ada di tempatnya.

Baca Juga:  Tersesat di Bungurasih

Sampai-sampai petugas layanan Galeri Indosat Kota Kediri hafal banget dengan Mukicoi. “Mas, dari data kami, ini sudah ke 21 kalinya masnya melaporkan kehilangan SIM card,” kata petugas sambil geleng kepala.

Dari sekian banyak kasus kehilangan hape, ada satu cerita kehilangan hape yang menurut saya super konyol. Selain sebagai relawan pendidikan di Forum Putra Daerah Peduli Pendidikan (FPDP2), Mukicoi juga mempunyai lembaga bimbingan belajar privat.

Suatu malam Mukicoi menempelkan pamflet tentang lembaganya di pinggir jalan, poskamling dan papan informasi di sebuah perumahan. Dia memilih waktu di saat orang-orang sudah tidur. Menurutnya, malam hari adalah waktu yang tepat untuk tempel menempel, karena kalau di siang hari dia khawatir tidak diijinkan untuk menempel pamflet-pamflet tersebut. Di saat dia sedang asik menempel di sebuah tiang listrik, tiba-tiba dia melihat seseorang berjalan kearahnya.

“Waduh ada orang”, pikir Mukicoi khawatir akan ditegur.

Di tengah kekhawatirannya tersebut, muncul ide dengan menyelipkan hape di helm yang masih dia pakai dan pura-pura berbicara dengan seseorang melalui telfon, sambil berjalan menghampiri sepeda motornya yang di parkir dekat tiang listrik tersebut. Ternyata idenya berhasil, orang tersebut tidak menanyakan apapun dan hanya lewat begitu saja. Mungkin orang tersebut melihat Mukicoi sedang sibuk berbicara dengan orang lain sehingga dia tidak jadi bertanya. Segera Mukicoi menyela motornya dan meninggalkan tempat tersebut.

Baca Juga:  Ustadz Ali Musthofa, Founding Father dan Bapaknya Asskar Attanwir

Sesampainya di tempat dia tinggal, Mukicoi bermaksud mengambil hape yang diselipkan di helmnya. Betapa kagetnya Mukicoi, ternyata hape sudah tidak ada. Segera dia balik menyusuri jalan yang dia lewati. Tapi hape sudah tak kelihatan. Wkwkwk. Oalah coi.. Mukicoi.

________

*) Penulis berteman dengan Mukicoi sudah lama, kini ia tinggal di Kota Kediri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *