Bagus Burham, iya, itulah nama kecil Ronggo Warsito yang kelak setelah menjadi pujangga besar Keraton Surakarta mendapat gelar Raden Ngabehi Ronggo Warsito. Dia hidup di abad ke-18. Darah pujangga mengalir dari kakeknya, Yosodipuro II.
Situasi negeri saat dia hidup sangat kacau, akibat politik belah bambu yang dilakukan Belanda, iklim politik di Keraton Surakarta dinamis bahkan cenderung silang sengkarut. Meski akhirnya pria keturunan Pajang-Demak ini diangkat menjadi pujangga kerajaan saat Pakubuana VII menjabat Raja.
Karya-karyanya sangat terkenal karena berisi pitutur luhur dengan kandungan sastra tinggi. Sebagian besar malah bicara tentang masa depan, masa depan negerinya, bahkan masa depan Indonesia. Konon, dia juga mengetahui hari, bulan dan tahun kematiannya sendiri. Yang terakhir itu melahirkan kontroversi. Sejumlah sejarawan mengatakan dia tahu jadwal kematiannya karena dia mati sebab dihukum mati Belanda. Sementara, pihak keraton membantah keras, Ronggo Warsito tidak mati dihukum, jika dia tahu hari kematiannya, itu karena dia memang pujangga yang linuwih.
Apakah dia peramal ? Kita boleh beda pendapat soal ini, karena istilah ramal ini juga bisa dipandang dari banyak sudut ilmu. Jika dibuat sederhana, ada tiga sudut pandang. Pertama ilmu nujum atau perbintangan, populer di jaman Fir’aun, dia memiliki banyak ahli nujum. Kedua, ma’rifat billah, tapi saya tidak cukup berani untuk bicara banyak soal ini. Sesuai dengan pemahaman kita masing masing saja, ya hehe. Ketiga, ilmu falak, atau sebut saja dengan sederhana ilmu hitung, bisa juga disebut ilmu astronomi kali ya…
Di Arab, pemilik ilmu hitung yang cukup populer bernama Abu Ma’sar yang banyak menulis buku tentang ilmu ini. Di Indonesia banyak pula ulama ahli falak, terutama di NU. Tak hanya itu, ilmu hitung versi Jawa juga sangat banyak.
Kalau saya, lebih sreg menyebut Ronggo Warsito sebagai ahli falak. Tapi selain ahli falak, dia juga pujangga dan budayawan. Itu jika saya baca dari karya karyanya, ada unsur ilmu hitungnya, ada unsur seni kesastraan yang tinggi, sekaligus ada unsur adab dalam membaca masa depan. Salah satu adab ahli falak yang memahami akhlak Ketuhanan diantaranya adalah tidak menyebut dengan gamblang.
Kalau gitu, apa dia juga seorang ulama ?. Kalau menurut saya sih, iya. Gitu dech. Berikut salah satu karya Ronggo Warsito yang sangat populer.
amenangi zaman édan,
éwuhaya ing pambudi,
mélu ngédan nora tahan,
yén tan mélu anglakoni,
boya keduman mélik,
kaliren wekasanipun,
ndilalah kersa Allah,
begja-begjaning kang lali,
luwih begja kang éling klawan waspada.