Sejumlah penulis Bojonegoro bertemu dengan perwakilan Balai Bahasa Jawa Timur, Rabu (23/9/2020). Selain sebagai ajang silaturrahim, pertemuan ini juga sebagai sambutan rencana Balai Bahasa Jawa Timur mendata para penulis di Bojonegoro.
Beberapa penulis Bojonegoro tampak hadir dalam pertuam dikemas santai di rumah JFX Hoery di Kecamatan Padangan, ujung barat berbatasan dengan Cepu, Kabupaten Blora. Selain Pak Hoery, beberapa penulis hadir, diantaranya Arieyoko, Herry Abdi Gusti, Gampang Prawoto, Agus Sighro, Burhanuddin Joe, Yonathan Rahardjo. Sedang dari Balai Bahasa Jawa Timur hadir Dian Roesmiati.
Penulis Arieyoko membuat catatan pendek di Facebook soal pertemuan ini. Menurut dia, pertemuan itu unik. Karena tanpa disengaja, hampir semua penulis memakai topi. “Kayak semayanan silaturahmi penulis Jonegoro, smua bertopi –kecuali guwe. Di rumah mas JFX Hoery, di Kec Padangan, ujung barat berbatasan dengan Cepu,” tulisnya.
Kedatangan Bu Dian Roesmiati berencana melakukan data ulang para penulis (se Jatim). Bagi Arieyoko ini merupakan niat baik Balai Bahasa Jawa Timur yang perlu disambut dengan baik. Data lama sudah tidak valid, karena di Bojonegoro sudah muncul penulis-penulis baru. “Sebuah workshop untuk seluruh penggiat kepenulisan di Jonegoro, sangat penting dilakukan bersegera. Jonegoro sangat kaya penulis,” terangnya.
Bagi Arieyoko yang sudah banyak melahirkan karya buku, workshop penulisan di Bojonegoro, selain untuk kian memacu wacana para penulis, juga untuk membekali mereka dengan skill penulisan. Harapannya bisa makin mendorong berkembangnya penulis-penulis Bojonegoro. “Upaya dan usaha ini merupakan ihtiyar mandiri penulis Bojonegoro, lantaran tak bisa berharap banyak kepada lembaga formal yang ada,” tuturnya.
Pertemuan yang cukup gayeng itu kemudian ditutup dengan makan siang yang segar, dengan menu makan siang asem-asem daging. “Maknyusss di udara amat panas ini. Jadilah pertemuan gumbira dan berkeringat dan sehatttttt,” tulis Arieyoko.