Identitas Buku
Judul : Si Lugu
Diterjemahkan dan diberi kata pengantar oleh : Ida Sundari Husen
Penulis: Voltaire
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Edisi Pertama : Januari 1989
Tebal : x + 117 hlm
Daftar Isi :
1. Kata Pengantar, Ida Sundari Husen
2. Bab 1: Kepala Gereja Notre-Dame de la Montagne dan Adiknya Berjumpa dengan Orang Huron
3. Bab 2: Orang Huron bernama Si Lugu Dikenali Keluarganya
4. Bab 3: Orang Huron bernama Si Lugu Masuk Agama Katolik
5. Bab 4: Si Lugu Dibaptis
6. Bab 5: Si Lugu Jatuh Cinta
7. Bab 6: Si Lugu Bergegas ke Rumah Kekasihnya dan Sangat Marah
8. Bab 7: Si Lugu Mengusir Orang Inggris
9. Bab 8: Si Lugu Pergi ke Istana, Makan Malam Bersama Orang-Orang Huguenot, dalam Perjalanan
10. Bab 9: Kedatangan Si Lugu di Versailles dan Diterima di Istana
11. Bab 10: Si Lugu Disekap di Penjara Bastille Bersama Seorang Penganut Jansenisme
12. Bab 11: Bagaimana Si Lugu Mengembangkan Bakatnya
13. Bab 12: Pendapat Si Lugu Tentang Sandiwara
14. Bab 13: Nona De Saint-Y ves yang Cantik Pergi ke Versailles
15. Bab 14: Kemajuan Daya Pikir Si Lugu
16. Bab 15: Nona De Saint-Y ves yang Cantik menolak Tawaran yang Membingungkan
17. Bab 16: Ia Meminta Nasihat Seorang Jesuit
18. Bab 17: Ia Menyerah Demi Kebenaran
19. Bab 18: Ia Membebaskan Kekasihnya dan Seorang Penganut Jansenisme
20. Bab 19: Si Lugu, Nona De Saint-Y ves yang Cantik, Serta Keluarga Merdeka Berkumpul Kembali
21. Bab 20: Nona De Saint-Y ves yang Cantik Meninggal dan Apa yang Terjadi Kemudian.
22. Biodata Penulis
Sinopsis :
Si Lugu ( L’Ingenu) merupakan nama seorang tokoh yang sesuai dengan namanya, mempunyai cara berpikir yang bersahaja, seorang yang berpikir secara primitif. Ia seorang yang tidak kenal prasangka, pengertiannya tetap lurus dalam kemurniannya. Perpisahannya dengan kekasihnya, Nona de Saint-Yves, menyebabkan ia masuk penjara, dan bertemu dengan Gordon, seorang pengikut jansenisme, yang banyak memberi pelajaran yang berarti bagi Si Lugu. Komentar-komentar yang diucapkan Si Lugu amat sederhana, polos dan terus terang, tetapi memiliki daya kritik yang tajam dan mengena.
Seperti kebanyakan dongeng-dongeng Voltaire yang lainnya, makna yang diungkapkan, yaitu filsafat hidup, sindiran, tidak selalu mudah untuk ditangkap. Untuk memahaminya dibutuhkan pengetahuan sosial budaya yang cukup, pemahaman ironi yang dikandungnya, karya-karya Voltaire tak lebih dari dongeng populer biasa.