Awalnya, Yudianto merintis 2008. Saat itu, ia resign dari pekerjaannya sebagai driver truk. “Anak minta mainan truk, waktu itu harga Rp 150 ribu.
Saat itu pas pasan, akhirnya lebih baik saya bikin sendiri,” katanya. Bahan dasar awalnya peti buah, dihaluskan. “Waktu itu nekat saja, enggak punya dasar keterampilan apa-apa.Akhirnya tetangga tertarik, minta dibuatkan.
Alhamdulillah banyak suka. Saya titipkan ke toko. Sebagian toko bilang, barang jelek gini masak laku. Tapi banyak yang bilang ini mainan unik. Karena sekarang kebanyakan mainan plastik,” terangnya.