Tabayun: Pengarang Taisirul Khollaq, Hafidz Hasan Al-Mas’udi Ternyata Bukan Al-Mas’udi (896–956 M)

Taisirul Khollaq dan Minhatul Mughits/Dokumen penulis

KITAB Taisirul Khollaq fi ‘Ilmil Akhlaq ini, populer di lingkungan pesantren salafiyah nahdliyah. Disamping karena tipis namun padat berisi. Buku ini semacam pedoman praktis perilaku sehari-hari (etiket) seorang muslim terhadap dirinya sendiri, orang lain, lingkungan dan Tuhan. Buku ini diperuntukkan bagi pelajar tahun pertama pondok pesantren.

Buku etiket ini menggunakan bahasa Arab yang mudah dipahami. Bagi yang sedang memperkaya perbendaharaan kata, idiom, tarkibul jumlah, buku ini terasa pas. Disajikan dengan cara penulisan sederhana, tanpa pembagian bab, fashl, ataupun sub-bab. Dari tigapuluh satu masalah yang ditulis, diawali dengan satu atau dua kata misalnya At-Taqwa, Huququl Walidain, Adabul Akli, Adabun Naum, sebagai judul masalah. Diletakkan secara rata tengah sebagai judul sekaligus pembeda dari pembahasan lainnya.

Nama mushonnif (pengarang) Kitab Taisirul Khollaq, sebagaimana tertulis di sampulnya adalah Hafidz Hasan Al-Mas’udi (حافظ حسن المسعودي). Siapakah beliau? Beliau adalah salah seorang ulama’ Universitas al-Azhar asy-Syarif dan pengajar pada beberapa sekolah di Kementerian Pengetahuan Umum. Di halaman terakhir buku ini ada catatan pengarangnya bahwa buku ini selesai ditulis pada Jumat sore tanggal 26 Jumadil Ula 1339 H bertepatan dengan 4 Februari 1921 M.

Saya ingin menelusuri lebih jauh biografi Hafidz Hasan al-Mas’udi. Dengan mengenal lebih dekat seorang pengarang buku, berharap menambah pemahaman akan buku yang sedang saya bacakan untuk masyarakat umum. Bukan pelajar murni apalagi santri.

Ah…langsung saja pada intinya: ketika saya mencari di Google dengan mengetik “biografi hafidz hasan al mas’udi.” Muncul teratas ialah laman Wikipedia, di bawahnya secara berurutan laman: digilab.uinsby.ac.id; e-repository.perpusiainsalatiga.ac.id; eprints.stainkudus.ac.id; republika.co.id; laduni.id; alif.id; repository.iainkudus.ac.id; repository.radenintan.ac.id. Tentu semua laman tersebut berisi informasi yang saya ketikkan tadi.

Berikut hasil rinciannya: Wikipedia menampilkan Al-Mas’udi, dengan nama lengkap أَبُو ٱلْحَسَن عَلِيّ ٱبْن ٱلْحُسَيْن ٱبْن عَلِيّ ٱلْمَسْعُودِيّ . Secara ringkas Al-Mas’udi adalah seorang ilmuwan besar, sejarawan dan ahli geografi. Beliau diakui dunia dan karyanya diterjemahkan ke beberapa Bahasa. Lahir 283 H (895 M) di kota Baghdad. Al Mas’udi dilaporkan meninggal dunia di Fustat-Mesir pada tahun 345 H (956 M). Saya cukupkan baca hingga tiga paragraf awal. Pikirku ini bukan tokoh yang ingin saya ketahui.

Baca Juga:  Suka Makan Mie Tapi Enggak Tahu Sejarahnya? Ini Jawabannya

Saya lebih menyorot laman-laman yang menampilkan kata kunci taisirul khollaq atau akhlak. Dan ketemu di laman arsip perpustakaan PTAIN di atas: 5 postingan karya tulis ilmiah berformat pdf dan bisa diunduh. Dua karya utuh. Maksudnya utuh, komplit dari halaman sampul, halaman persembahan, persetujuan, daftar isi, semua bab, sampai daftar pustakanya. Satu skripsi karya Maksum berjudul “Pendidikan Akhlak dalam Kitab Taisirul Kholak Karya Hafidh Hasan Al-Mas’udi” Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga tahun 2019. Dan karya utuh lainnya tesis “Konsepsi Pendidikan Akhlak Versi Hafizh Hasan Al-Mas’udi” karya Refiana Program Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung tahun 2018. Sedangkan tiga postingan sisanya hanya satu bab dari sebuah skripsi.

Semuanya, (5 karya tulis) yang saya temukan di laman-laman tersebut “bersepakat” bahwa Hafidz Hasan Al-Mas’udi (nama Muallif yang tertera di sampul Taisirul Khollaq) adalah nama yang sama untuk Abul Hasan Ali bin al-Husain bin Ali Al-Mas’udi (Nama yang tercantum di Wikipedia). Memang catatan kaki skripsi dan tesis kelimanya merujuk ke Wikipedia.

Selanjutnya kita sebut Hafidz Hasan Al-Masudi sebagai Al-Mas’udi pertama. Ia adalah salah satu ulama Universitas Al-Azhar Mesir dan pengajar beberapa madrasah di lingkungan Kementerian Pengetahuan Umum. Sementara Abul Hasan Ali bin al-Husain bin Ali Al-Mas’udi kita sebut Al-Mas’udi kedua. Seperti yang dilansir oleh Wikipedia, al-Mas’udi kedua adalah seorang ilmuwan besar Islam, sejarawan, dan ahli geografi yang diakui dunia. Karya-karyanya diterjemahkan ke berbagai bahasa. Bahkan ia kadang-kadang disebut sebagai “Herodotus dari Arab.”

Ada dua pertanyaan, benarkah al-Mas’udi pertama adalah orang yang sama dengan Al-Mas’udi kedua? Jika bukan orang yang sama, siapakah sebenarnya pengarang Kitab Taisirul Khollaq tersebut?

Untuk menjawab pertanyaan pertama, Saya katakan bahwa Al-Mas’udi pertama (nama yang tertulis di sampul Taisirul Khollaq) bukan orang yang sama dengan Al-Mas’udi kedua (ilmuwan dunia, sejarawan).

Baca Juga:  Cerita Singkat Asal Usul Kota Tuban dan Sosok Kyai Ageng Papringan

Dengan alasan atau data yang bisa diketengahkan sebagai berikut:

  1. Kitab Taisirul Khollaq selesai ditulis oleh penulisnya pada Jumat tanggal 26 Jumadil Ula 1339 H bertepatan dengan 4 Februari 1921 M. Di halaman terakhir berisi kalimat di bawah ini.

قال مؤلفه حفظه الله

قد تم تبييض هذا الكتاب عصر يوم الجمعة المبارك السادس والعشرين من جمادى الأولى سنة تسع وثلاثين وثلثمائة وألف، من هجرة سیدنا محمد صلی اللہ علیہ وعلی آلہ واصحابہ وسلم.

يطالب الأخلاق هاك مؤلفا # بنيت مقاصده على التحرير

واعلم بأن المرء ليس بمدرك # من أمره شیئا بلا تيسير

Hanya Refiana dalam tesisnya yang mengamati anatomi kitab ini hingga halaman terakhir. Empat lainnya tidak menyinggungnya. Tapi tampaknya terdapat kekeliruan menerjemahkan: qola muallifuhu… qod tamma tabyidhu. Ia memahami bahwa kitab ini ditulis ulang oleh penerusnya tahun 1337 H (Refiana, hal.51). Dan ia tampaknya sudah menyadari ada kejanggalan tarikh.

  1. Jika diumpamakan al-Mas’udi pertama menulis karya ini pada usia 50 tahun. Dan usianya hingga mencapai 100 tahun. Maka masa hidup al-Mas’udi antara tahun 1289 – 1389 H. Atau dalam tarikh masehi 1871 – 1971.

 

  1. Al-Mas’udi kedua hidup antara 283 – 345 H atau 895 M – 956 M.

 

  1. Masjid al-Azhar mulai dibangun 970 M. Dan pertama kali digelar pengajaran tahun 975 M. Kegiatan tersebut menjadi tonggak berdirinya akademi hingga menjadi Universitas Al-Azhar seperti saat ini.

 

Kesimpulan yang bisa dilihat dari data tarikh di atas adalah Al-Mas’udi pertama dengan al-Mas’udi kedua tidak hidup dalam satu masa. Bahkan selisih sepuluh abad lebih. Al-Mas’udi kedua hidup di abad 9 masehi, abad kemajuan Islam. Sedangkan al-Mas’udi pertama hidup di abad modern.

Al-Mas’udi kedua wafat sebelum masjid Al-Azhar dibangun oleh Dinasti Fathimiyah pada 970 M. Lima tahun kemudian embrio Universitas Al-Azhar baru muncul.

Jika memang Taisirul Khollaq yang beredar luas di pesantren adalah cetakan ulang dan atau penulisan ulang. Apakah suatu kebetulan Minhatul Mughits fi Ilmil Mustholahil Hadits karya Hafidz Hasan Al-Mas’udi juga penulisan ulang? Kedua kitab inipun bukan minat penelitiannya dan bukan karya yang tertuang dalam di Wikipedia.

Baca Juga:  Imbang Lawan Singapura di Leg Pertama, Indonesia Harus Menang di Leg Kedua

Kitab yang saya sebut terakhir ini juga populer di pesantren. Seperti halnya Taisirul Khollaq, kitab ini juga menggunakan metode penulisan simpel tanpa numerik, memakai bahasa ringan, dan isinya ringkas tapi padat. Di halaman awal ada mukadimah singkat dan halaman terakhir terdapat catatan pengarangnya tentang tarikh selesai penulisannya.

وكان الفراغ من تأليف هذالكتاب في ليلة الخميس السادس من شهر جمادى الآخرة سنة ۱۳۳۸ هجرية. والحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد خاتم الأنبياء والمرسلين وعلى اله واصحابه والتابعين .

Bila memperhatikan diktat mata pelajaran bagi mahasiswa Al-Azhar Mesir bukan yang Indonedia untuk tahun pertama (ibtidaiyah dan i’dadiyah) di website resminya terpampang buku/diktatnya berupa talkhish, ikhtishor, dan taisir (ringkasan kitab-kitab babon). Saya sempat mengunduh Taisir al-Taqrib yang merupakan ringkasan Fathul Qorib al-Mujib (Taqrib). Tentu bertanya kepada saudara kita alumni Al-Azhar Mesir lebih bijak.

Terus pertanyaan kedua siapakah Al-Mas’udi pertama? Informasi satu-satunya yang bisa kita ketahui hanya yang tertera di sampul buku karangannya. Bahwa ia adalah salah satu ulama Universitas Al-Azhar Mesir dan pengajar beberapa madrasah di lingkungan Kementerian Pengetahuan Umum. Tidak ada informasi lain seperti lahir tahun berapa, di kota apa.

Menelusuri kanal demi kanal di dunia maya, berharap ada database pengajar Al-Azhar dari masa ke masa, tetap tidak ketemu. Yang ada adalah Grand Syaikh Al-Azhar dari periode awal berdirinya hingga terakhir, Syaikh Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb. Mungkin saudara kita alumni Al-Azhar Mesir bisa mengakses data/biografi para dosen dari waktu ke waktu, khususnya pengarang Kitab Taisirul Khollaq dan Minhatul Mughits. Sekian. Wallahu alam.

Catatan: tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk mendiskreditkan siapapun. Untuk konfirmasi lebih lanjut di fahrurrozisyukron@gmail.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *