Thanos adalah Pahlawan Proletar

Dunia menjadi hening ketika batu berwarna kuning berhasil direbut Thanos dari Vision. Steve Rogers dan kompatriotnya tak habis pikir bagaimana mungkin batu yang telah berhasil dihancurkan oleh Wanda bisa utuh kembali.

Alhasil, Thanos berhasil merebut dan mengumpulkan kelima infinity stones untuk dapat menunaikan cita-cita luhurnya, yakni : Melenyapkan separuh kehidupan di seluruh alam semesta ini.

Benar, cita-cita Thanos memang terdengar tipikal ala-ala villain superhero gitu. Namun yang membuat Thanos berbeda dengan villain superhero lain adalah : Separuh. Ya, Thanos cuma ingin membuang separuh jasad makhluk hidup di seluruh jagat raya ini.

Tujuan Thanos adalah menjaga stabilitas dan keseimbangan alam semesta. Makhluk hidup semakin banyak berkembang biak, sementara sumber daya dan kekayaan alam semesta tidak bertambah. Atau malah cenderung berkurang akibat kerusakan alam. Di sini terjadi ketimpangan yang dapat mengancam keseimbangan alam.

Baca Juga:  Badan Kekar, Jiwa Besar

Maka yang dapat dilakukan Thanos sebagai makhluk terkuat di jagat raya ini adalah memangkas separuh populasi alam semesta. Ide Thanos memang terkesan simpel dan efisien namun tidak manusiawi. Bodo amat jika tidak manusiawi toh Thanos juga bukan manusia. Maka sah-sah saja dia melancarkan misi yang dianggapnya mulia itu.

Pada saat perang inter-galaksi berlangsung di Wakanda, saya tidak mendengar berita apapun baik melalui media informasi maupun lini masa sosial media. Tiba-tiba saja banyak orang di sekitar saya yang lenyap. Teman, pacar, hingga kucing peliharaan saya pun ikut lenyap. Saya baru mendapat informasi tentang tragedi yang menimpa alam semesta ini beberapa bulan setelahnya melalui media online.

“Lho pacarmu mana? Kok nggak diajak?” Salah seorang teman tiba-tiba bertanya kepada saya ketika hendak pergi bersama menonton bioskop. “Pacarku hilang. Dilenyapkan Thanos.” Jawabku seadanya.

Baca Juga:  Beda Bupati Beda Gaya, dari Dialog Jumat hingga Cangkrukan Bareng Buk’e

Melihat raut wajah yang muram, teman saya itu memutuskan untuk tidak melanjutkan obrolan lagi, toh kami juga sudah hampir tiba di gedung bioskop. Setibanya di gedung bioskop, kami memutuskan segera memesan tiket.

Bioskop nampak agak sepi malam itu. Mungkin karena umat manusia di dunia ini sudah berkurang separuh. Dan dari manusia-manusia yang lenyap itu sebagian besar adalah kaum-kaum borjuis. Tak heran jika gedung bioskop sepi. Maklum, sejauh ini bioskop masih didominasi orang-orang borjuis.

Di Bumi, si borjuis memang terkenal sebagai kaum yang banyak mendominasi konsumsi sumber daya alam semesta yang ada di bumi, tidak terkecuali sumber daya nonton bioskop. Sedangkan kaum proletar tak terlalu berperan, kecuali bekerja demi kepentingan si borjuis.

Sepertinya Thanos tak suka jika borjuis berkuasa. Dia ingin kaum proletar juga bisa menikmati sumber daya, salah satunya sumber daya nonton bioskop. Sebab itulah banyak kaum borjuis yang lenyap walaupun tidak semuanya. Tony Stark termasuk kaum borjuis yang luput dari amukan Thanos.

Baca Juga:  Nama-nama yang Tak Sekadar Nama di Cerita Api di Bukit Menoreh

Setelah mendapatkan tiket, saya dan teman saya segera masuk ke dalam studio. Jantung kami berdebar penasaran. Di dalam sudah ada beberapa penonton lain yang tak kalah penasaran menyaksikan film dokumenter bersejarah yang terjadi di Wakanda beberaba bulan yang lalu. Sebuah film dokumenter yang berjudul Avenger : Infinity War.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *