Sosok  

Biografi Pattimura, Pahlawan Tak Kenal Rasa Takut Dari Maluku

Jika kamu memperhatikan sosok yang berada di uang kertas nominal Rp 1000, maka kamu akan melihat seorang gambar pahlawan yang memegang pedang panjang. Ya, tak lain sosok dalam gambar uang kertas nominal seribu yang resmi diterbitkan pada 29 November 2000 itu adalah Kapitan Pattimura.

Kapitan Pattimura atau Pattimura adalah seorang pahlawan nasional Indonesia. Pattimura memiliki nama asli Thomas Matulessy. Ia lahir pada 8 Juni 1783 di Saparua, Maluku. Ia terlahir dari golongan bangsawan dari Raja Sahulau, sebuah kerajaan yang berada di Teluk Seram Selatan.

Perlawanan terhadap Belanda

Kedudukan Belanda di Maluku membawa banyak masalah dan kesengsaraan bagi rakyat Maluku. Tindakan monopoli perdagangan rempah-rempah yangdilakukan Belanda melalui pelayaran Hongi di Maluku.

Baca Juga:  KH Muhammad Ali Syafi'i, Biografi Masa Kecil dan Pengembaraan Ilmu

Kesengasaraan rakyat Maluku timbul ketika ada kebijakan penyerahan wajin berupa ikan asin, kopi dan hasil laut lainnya kepada Belanda. Sikap tersebut membakar amarah Thomas Matulessy atau sering disebut Kapitan Pattimura untuk melawan Belanda.

Pada 1810, kepulauan Maluku diambil alih Belanda oleh Inggris. Pattimura kemudian menerima pelatihan militer dari pasukan Inggris dan mencapai pangkat mayor.

Perjuangan melawan Belanda Setelah penandatanganan Perjanjian Inggris-Belanda pada 13 Aguistus 1814, kepulauan Maluku kembali di bawah kekuasaan Belanda.

Menjadi Kapitan

Seluruh rakyat Saparua melakukan perlawanan kepada Belanda untuk mempertahankan daerahnya. Perlawanan tersebut terjadi pada 14 Mei 1817. Kebanyakan rakyat Maluku memilih Thomas Matulessy sebagai Kapitan Pattimura untuk memimpin pemberontakan tersebut. Sejak saat itu Thomas Matulessy dikenal sebagai Kapitan Pattimura.

Baca Juga:  Timur Budi Raja dan Manunggaling Kawula Puisi

Di bawah pimpinannya, Benteng Duustede berhasil direbut dari tangan Belanda dan semua tentaranya tewas, termasuk Residen Van den Berg.

Belanda kemudian membalas peristiwa itu dengan membawa senjata modern. Pada tanggal 11 November, Pattimura ditangkap Belanda dan Benteng Duustede kembali dikuasai Belanda.

Tutup Usia

Pattimura disebut sebagai pahlawan yang tak kenal rasa takut pasalnya ia tak pernah goyah pendirian saat diancam oleh Belanda. Hal itu bisa disaksikan pada catatan sejarah yang mengatakan sebuah peristiwa saat ia ditangkap.

Saat dia dibawa ke Ambon, Belanda membujuk Pattimura untuk bekerja sama, namun dirinya menolak. Hal tersebut menimbulkan kemarahan Belanda dan memutuskan untuk menghukum mati Pattimura.

Baca Juga:  Mbah Menak Anggrung, Ulama Penyebar Islam di Bojonegoro

Sehari sebelum hukuman mati, Belanda masih terus membujuk Pattimura untuk mau bekerja sama dengan Belanda. Namun, tetap ditolak oleh Pattimura.

Semangat dan kegigihan serta sosok yang tak kenal rasa takut itu sungguh benar-benar patriotis dan mengilhami banyak masyarakat Indonesia dan generasi sesudahnya.

Pada akhirnya Pattimura tutup usia pada 16 Desember 1817 karena hukuman gantung di Benteng Victoria, Ambon. Keberanian dan keteguhan Pattimura membangkitkan semangat dan menjadi teladan generasi penerus. Pattimura rela mengorbankan nyawanya demi bangsa Indonesia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *