BUKU  

Seni Membaca Pikiran Orang

“Pengetahuan diperoleh dengan membaca buku-buku, tetapi yang lebih penting dipelajari ialah pengetahuan tentang dunia, yang hanya diperoleh dengan mempelajari manusia dan segala sesuatu tentang mereka”.

Kutipan di atas membuka bab pertama dalam buku Membaca Pikiran Orang Seperti Membaca Buku . Dalam buku karya Gerald I. Nierenberg dan Hendry H. Calero tersebut, kita bakal diajak  membaca pikiran orang lain melalui bahasa tubuh yang dibuat. Proses membaca bahasa tubuh mungkin lebih sulit dimengerti daripada perkataan. Tapi, percayalah, itu lebih akurat.

Itu bukan tanpa alasan. Penyebabnya, manusia hanya mengatakan secuil dari apa yang dia pikirkan. Pola ini mirip seperti gunung es. Orang  lebih mudah melihat secuil yang tampak dipermukaan. Namun,  secuil itu tidak bisa digunakan untuk menggambarkan keseluruhan.

Wajah adalah titik fokus ketika kita sedang berhadapan dengan orang lain. Ini menjadikan ekspresi wajah lebih mudah diamati dari bentuk komunikasi nonverbal secara keseluruhan. Misalnya, kita bisa mengamati dari gerakan mata, alis, dan juga senyuman di bibir. Dalam  sebuah negosiasi misalnya, terdapat orang dengan mata yang terbuka lebar, bibir tertutup rapat, dan ujung alisnya turun. Orang tersebut berbicara dengan sedikit gerakan di bibir.

Tentu, ada yang bisa dibaca dari ekspresi wajah tersebut. Yakni, ekspresi seorang perunding agresif yang memandang negosiasi adalah sebuah arena. Dalam situasi itu, perihal yang ingin disampaikan orang itu adalah “lakukan atau mati”. Sebab, secara tidak langsung, orang itu sedang mengancam lawan bicaranya. Di dalam buku ini, menyimpulkan bahwa sebenarnya ekspresi wajah sangat mudah dipahami. Tapi  tidak semua bisa menjelaskan secara spesifik.

Buku ini membahas macam-macam bentuk komunikasi nonverbal. Tidak  hanya melalui ekspresi wajah. Tetapi juga gerakan tangan, dan kaki. Penulis membagi model pembacaan itu ke dalam 8 bab. Di  mana pada bab pertama dan kedua lebih bersifat mengantarkan. Sedangkan  bab selanjutnya berupa bahan dan pembahasan utama.

Pembagian bab dilakukan berdasarkan perasaan orang saat itu dan gerakan-gerakan apa saja yang dilakukan ketika merasakan hal tersebut. Seperti ekspresi orang yang merasa bosan. Dia akan mengetuk-ngetuk meja dengan tangannya atau membuat gerakan yang sama dengan kakinya.

Semakin dia merasa bosan, maka semakin cepat ritme ketukannya. Ekspresi lainnya bisa berupa menopang dagu dan sorot mata menurun. Ini artinya lawan bicara sama sekali tidak tertarik dengan apa yang disampaikan.

Buku ini sangat membantu dalam memahami apa yang sebenarnya ingin disampaikan orang lewat bahasa tubuh. Di dalam buku tersebut, banyak diberikan gambaran simulasi, sehingga pembaca akan mudah memahami. Tapi, yang sangat disayangkan adalah buku ini tidak diterjemahkan dengan baik. Sehingga, beberapa kalimat menjadi sulit dimengerti. Bahkan, saya menemukan sejumlah  contoh gambar yang hilang.

Tidak hanya itu, beberapa gambar juga tidak berada di halaman yang sama. Sehingga, akan sedikit mengganggu saat kita membacanya. Namun, terlepas dari itu semua, buku tersebut sangat layak dibaca untuk mereka yang sehari-hari bekerja menghadapi orang lain. Apa yang tersaji dalam buku ini, bakal banyak membantu dalam memaham reaksi lawan bicara.

So, selamat membaca (pikiran orang)~

 

Judul :  Membaca Pikiran Orang Seperti Membaca Buku, Penulis : Gerald I. Nierenberg & Hendry H. Calero, Penerbit : Think Jogjakarta, Cetakan :  Ke-13 November 2007, Tebal : 214 halaman

 

 

Baca Juga:  Dunia Sophie Episode Para Filosof Alam; Perdebatan Para Filosof Awal & Lahirnya Sains

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *